Jaga Popularitas, Ajang Gadis Sampul Dikemas Secara Digital

marketeers article

Platform pencarian bakat remaja yang telah digelar sejak 1987, Gadis Sampul, kembali digelar. Dikemas dengan sentuhan digital, ajang ini membuka kesempatan bagi remaja puteri di Indonesia untuk menampilkan kemampuan terbaik dan menjadi ikon baru Gadis Sampul yang menginspirasi teman sebayanya.

“Popularitas kami saat ini masih sangat terjaga. Hal ini bisa dilihat dari antusiasme yang tinggi ketika pendaftaran. Tahun lalu mencapai 4000 peserta yang mendaftar,” Chief Community Officer Gadis Leoni Sihombing.

Selain tingginya angka pendaftaran ajang ini juga dinilai masih prestisius dan dijadikan batu lompatan karier para gadis pesertanya. “Pemasaran Gadis Sampul ini sepert sandwich generation yang masuk dari generasi ke generasi. Sama halnya seperti Hello Kitty yang sejak dulu hingga saat ini masih sangat populer tanpa iklan di mana-mana,” jelas Anya Nadine, Gadis Sampul tahun 2009.

Selama perjalanannya, Gadis Sampul sudah membuktikan diri mampu mencetak ikon remaja Indonesia sejak era tahun 80-an. Para ikon platform ini mampu merepresentasikan karakter remaja putri yang dinamis, cerdas, berkarakter, dan relevan dengan masanya.

Beberapa nama beken pun terlahir dari ajang ini, seperti Desy Ratnasari, Krisdayanti, Dian Sastrowardoyo, Maudy Ayunda, hingga Vanesha Prescilla.

Dalam era digital dan media sosial ini, Gadis Sampul juga berinovasi dan menampilkan wajah baru yang digital savvy.

“Platform pemilihan akan dilakukan secara digital. Formulir dan kelengkapannya seperti foto, diisi secara online dan diunggah melalui link woobox.com/gmarm9 dan disertai unggahan URL video challenge sebagai prasyarat lomba, yang harus diunggah ke akun media sosial peserta, yaitu YouTube dan Instagram,” jelas Leoni.

Pada setiap tahap pemilihan, para Gadis akan memberikan video challenge yang berbeda-beda, mulai dari video opini hingga unjuk bakat. Video ini tidak lain sebagai cara awal untuk menyeleksi bakat dan karakter dari peserta.

“Platform video dipilih dengan pertimbangan cara berkomunikasi Generasi Z dengan rentang usia 13 tahun hingga 17 tahun, yang lebih berorientasi visual dan menyukai video sebagai saluran ekspresi diri. Mereka juga menjadi target audiens kami,” jelasnya

Untuk penilaian, ajang ini akan banyak menilai nilai fotogenik dan keremaja,  kreatif dan berbakat, digital savvy, healthy, dan socially and environmentally conscious. Poin penilaian ini diharapkan bisa menjadi lebih inklusif, menjaring calon peserta lebih luas, baik dari segi minat, bakat dan kemampuan.

Di luar itu, ajang Gadis Sampul 2019 juga akan membawa sebuah kampanye sosial bertajuk #RespectYourself. “Harapannya seluruh remaja di Indonesia bisa menghargai diri sendiri dengan cara yang tepat,” imbuh Leoni.

Related