Menyusun perencanaan arus kas (cash flow forecast) merupakan sebuah keharusan dalam menjalankan bisnis. Hal ini bukan hanya berlaku bagi bisnis-bisnis besar, melainkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sekali pun.
Berbagai skenario bisnis dapat diantisipasi melalui cash flow forecast. Dengan cara ini, perusahaan dapat memperoleh gambaran yang tepat mengenai kondisi keuangan perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasional dan mengambil arah kebijakan.
Cash flow forecast memberikan gambaran kapan uang akan diperoleh oleh perusahaan, dan kapan perusahaan harus mengeluarkan uang untuk membayar berbagai beban. Alhasil, perusahaan dapat memiliki arah yang tepat untuk menjalankan kegiatan operasional, termasuk dalam menentukan arah kebijakan yang akan diambil.
Menurut Deputy CFO XL Axiata Budi Pramantika, kondisi cash flow yang baik terjadi jika perusahaan mampu memperoleh kenaikan pendapatan dengan biaya opex dan capex yang terjaga. Tentu, hal ini hanya dapat dilakukan jika perusahaan memiliki cash flow forecast yang tepat.
“Forecasting sangat penting bagi semua bisnis, terutama di masa-masa sulit saat ini. Di XL Axiata, kami menempatkan forecasting menjadi salah satu fokus utama di bagian keuangan untuk memastikan jika biaya pengeluaran perusahaan, seperti opex dan capex sesuai dengan pemasukan (revenue),” terang Budi kepada Marketeers, beberapa waktu lalu.
Dengan begitu, perusahaan dapat menjaga arus kas tetap sehat (maintain healthy cash balance), dan memastikan pengeluaran sejalan dengan uang yang masuk.
Penyusunan cash flow forecast harus dilakukan secara terjadwal dan kontinu. Apalagi, di tengah kondisi sulit saat ini, perusahaan harus semakin giat mengkaji cash flow mereka.
Praktik ini terlihat pada bisnis PT Pan Brothers Tbk, (Pan Brothers). Perusahaan garmen yang fokus pada pasar ekspor ini selalu menyusun cash flow tahunan, namun juga menyusun cash flow forecast mingguan untuk tiga bulan ke depan.
“Cash flow forecast ini selalu kami lakukan, terlebih di masa pandemi saat ini. Dengan cara ini, Pan Brothers dapat mengantisipasi jika ada klien yang kemungkinan mengalami keterlambatan pembayaran, dan apa yang harus kami lakukan. Jika terlambat mengantisipasi, maka perusahaan kami pun dapat terlambat melakukan pembayaran kepada para supplier dan karyawan. Untuk itu, kami selalu mengkaji cash flow ini setiap minggu,” ujar Anne Patricia Sutanto, Vice CEO PT Pan Brothers Tbk.
Kemampuan Pan Brothers dalam membuat cash flow forecast yang tepat terbukti dapat membantu perusahaan survive di masa-masa sulit. Mengambil contoh ketika pandemi terjadi dan membawa kegaduhan pada bisnis tekstil, perusahaan ini justru mampu mencatatkan kenaikan pendapatan.
Alasannya, Pan Brothers telah memiliki gambaran cash flow yang mungkin terjadi pada bisnis mereka di masa-masa sulit. Gambaran tersebut kemudian dijadikan sebagai panduan untuk mengambil kebijakan dan inovasi.
Pan Brothers mengambil langkah untuk mengalihkan produksi garmen yang tengah menurun untuk memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) dan masker dalam berbagai jenis guna memenuhi permintaan baru yang tinggi dari pasar.
Alhasil, Pan Brothers mencatatkan pertumbuhan revenue dengan selisih kenaikan yang ditopang dari produksi APD dan masker.