PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) melakukan uji coba penggunaan energi terbarukan Bioavtur J2.4 yang merupakan bagian dari pengembangan konsep Sustainable Aviation Fuel (SAF). Adapun Bioavtur J2.4 merupakan bahan bakar yang di antaranya terdiri dari komponen minyak inti kelapa sawit (refined bleached deodorized palm kernel oil) sebanyak 2,4%.
Irfan Setiaputra, Direktur Utama Garuda Indonesia menuturkan produk Bioavtur J2.4 merupakan hasil pengembangan dari Pertamina Group dan peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Dalam uji coba, Garuda Indonesia menggunakan mesin pesawat CFM56-7B pada armada B737-800 NG.
BACA JUGA: Garuda Indonesia Tambah Penerbangan Umrah dari 5 Kota
Uji coba ini kemudian akan dilanjutkan dengan rangkaian uji lanjutan lainnya, yakni berupa uji coba ground test dan flight test. Rencana ini dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap target pemerintah yang memproyeksikan terwujudnya net zero emission Indonesia 2060, salah satunya akan melibatkan pengembangan bahan bakar penerbangan ramah lingkungan.
“Inisiasi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal kami untuk mendukung ekonomi hijau yang berkelanjutan, sekaligus menjadi pionir sebagai maskapai komersial pertama di Indonesia yang melaksanakan uji coba energi terbarukan, khususnya bioavtur,” kata Irfan melalui keterangannya, Rabu (2/8/2023).
BACA JUGA: Garuda Indonesia Kembali Meraih The World’s Best Airline Cabin Crew
Garuda Indonesia juga telah melaksanakan berbagai aktivitas korporasi yang berorientasi terhadap konservasi energi maupun lingkungan hidup dalam lini operasional penerbangan, seperti optimalisasi penggunaan GPU, implementasi gaya hidup hijau di lingkungan perusahaan yang diwujudkan salah satunya dengan melakukan penghematan listrik dan air, hingga program pelestarian lingkungan berbasis konversi poin GarudaMiles yang dapat diakses seluruh pengguna jasa melalui program redemption GarudaMiles.
Ke depannya, Garuda Indonesia juga akan mengembangkan program partisipasi penanaman pohon mangrove berdasarkan konversi emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitas perjalanan penumpang.
“Kiranya inisiatif Garuda Indonesia dalam hal uji coba penggunaan SAF ini tidak hanya menjadi langkah awal yang akan mengoptimalkan upaya pembangunan ekosistem bisnis berkelanjutan, khususnya pada industri penerbangan, namun juga diharapkan dapat mendorong pengembangan energi terbarukan karya anak bangsa,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk