Samsung dan Google mengumumkan kemitraan baru yang akan memungkinkan pengaturan yang lebih mudah untuk perangkat yang mendukung Matter. Dengan demikian, sistem Samsung SmartThings dan Google Home bisa saling mendukung dalam penggunaan Matter.
Dikutip dari TechCrunch, Kamis (13/10/2022), raksasa teknologi asal Korea Selatan (Korsel) itu akan memperbarui aplikasi SmartThings dalam beberapa bulan mendatang. Pengguna nantinya dapat menggunakan perangkat yang mendukung Matter bahkan jika mereka dipasang di ekosistem Google dan sebaliknya.
BACA JUGA: Samsung Lisensikan Sistem Operasi Tizen ke Produsen TV Lain
Matter adalah standar Internet of Things yang tengah dikembangkan oleh perusahaan, seperti Apple, Google, Amazon dan Samsung untuk memastikan perangkat smart home dari berbagai perusahaan bekerja di seluruh ekosistem. Pekan lalu, Connectivity Standards Alliance, konsorsium di belakang Matter secara resmi menyetujui serangkaian spesifikasi awal sehingga pengembang dapat mengajukan sertifikasi.
Samsung mengatakan menggunakan kemampuan multiadmin Matter dan membuat perangkat yang kompatibel mudah ditemukan serta dikendalikan di berbagai aplikasi. Setelah perusahaan memperbarui aplikasi SmartThings, pengguna dapat melihat perangkat yang mendukung Matter yang disiapkan di bawah ekosistem Goolge dan kemudian mengimpornya ke ekosistem Samsung dan sebaliknya.
BACA JUGA: Tahun 2027, Samsung Berambisi Jadi Produsen Chip Paling Canggih
Dengan cara ini, pengguna akan dapat mengontrol perangkat dari aplikasi Samsung SmartThings atau aplikasi Google Home.
“Sebagai pengembang Android terbesar, Samsung menghargai kemitraan yang kuat dengan Google. Memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada pengguna melalui fitur multiadmin baru ini adalah perkembangan alami dalam evolusi kamis sebagai mitra, memungkinkan kami untuk lebih mendukung basis pengguna kami yang besar dan potensial dengan produk Samsung dan Google,” kata Jaeyong Jung, Corporate VP and head of SmartThings di Samsung.
Samsung sebelumnya telah mengonfirmasi produsen smart tv pihak ketiga yang akan menggunakan sistem operasi (OS) Tizen. Sejumlah produsen bersiap untuk meluncurkan smart tv ber-os Tizen tahun ini di seluruh Eropa, Australia hingga Selandia Baru.
Tizen adalah OS berbasis Linux yang didukung oleh Linux Foundation selama lebih dari satu dekade. Samsung telah menjadi pengembang utama dan pendorong di balik proyek OS itu dan menggunakannya di berbagai perangkat, termasuk smartwatch, peralatan dapur, kamera, smartphone, dan TV.
Produsen elektronik asal Korea Selatan (Korsel) itu sudah tidak menggunakan Tizen di smartphone dan smartwatch. Namun, TV tetap menjadi lahan subur bagi Tizen untuk berkembang seiring fakta bahwa Samsung adalah produsen TV dengan penjualan terbesar secara global.
Dataxis mencatat pangsa pasar Tizen terus merosot lantaran pertumbuhan penggunaan Android TV dan Roku. Oleh karena itu, cara yang tepat bagi Samsung untuk melawan tren tersebut dengan melisensikan Tizen ke pihak ketiga.