Penipuan menjadi suatu hal yang marak terjadi setelah pandemi COVID-19. Banyak orang yang terjerat penipuan, termasuk lowongan kerja palsu.
Data Kementerian Luar Negeri menunjukkan selama empat tahun terakhir, yakni 2020 hingga 2023 terdapat lebih dari 3.317 warga Indonesia yang menjadi korban penipuan lowongan kerja online dan diperkirakan jumlah ini akan terus bertambah.
Ada pula data dari Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2023 tercatat sebanyak 7,86 juta masyarakat merupakan pengangguran.
Data tersebut tentu menjadi sangat penting untuk diwaspadai oleh para pencari kerja dengan adanya kemungkinan modus penipuan lowongan kerja baru.
JobStreet by SEEK sebagai mitra karier berupaya untuk mengambil peran besar untuk menjaga platformnya agar tetap aman diguanakan.
BACA JUGA 4 Tips Tingkatkan Employee Engagement, Bikin Karyawan Bahagia saat Bekerja!
Salah satu langkah penting yang bisa dilakukan untuk menghindari dan menghentikan aksi penipuan lowongan kerja online adalah dengan meningkatkan kesadaran dan memberi edukasi yang berkelanjutan.
Scott Stiles selaku Head of Fair Hiring dari SEEK (induk perusahaan dari JobStreet & JobsDB) membagikan ciri-ciri utama lowongan kerja palsu, berikut detail selengkapnya.
1. Panggilan telepon berulang kali
Para penipu sering kali melakukan panggilan telepon berulang kali saat memberikan tawaran pekerjaan. Hal ini dilakukan untuk memaksa korban menerima tawaran dari mereka.
Dalam percakapannya, mereka sering kali mengatakan korban bisa kehilangan kesempatan kerja jika tidak merespons atau menyetujui persyaratan mereka dengan cepat.
2. Permintaan informasi yang pribadi atau sensitif
Ciri lainnya dari sebuah lowongan kerja palsu adalah meminta informasi pribadi atau sensitif kepada pelamar. Hal ini tentu saja tak sepantasnya dilakukan oleh perusahaan resmi pada tahap awal.
Biasanya, dalam aksi penipuannya mereka akan meminta dokumen seperti bukti tempat tinggal atau buku tabungan.
Sementara itu, perusahaan-perusahaan terkemuka biasanya tidak meminta dokumen tersebut itu sampai proses wawancara atau orientasi.
3. Situs web perusahaan yang mencurigakan
Saat mencari informasi lowongan kerja, pastikan untuk memperhatikan situs web perusahaan yang dituju. Pasalnya, para penipu sering kali membuat platform online yang menyamar sebagai perusahaan fiktif atau membuat sebuah situs seakan-akan merupakan perusahaan yang sah.
Salah satu hal yang juga patut diwaspadai adalah jika perusahaan tidak dapat dilacak dan tidak memiliki kehadiran online.
BACA JUGA Elon Musk: AI Berpeluang Hilangkan Semua Pekerjaan
4. Janji dan tawaran pekerjaan yang tidak realistis
Para pencari kerja perlu waspada jika lowongan pekerjaan menjanjikan gaji tinggi atau tunjangan yang terdengar terlalu menggiurkan. Para penipu sering menggunakan tawaran menarik ini untuk memikat korban yang tidak menaruh curiga.
5. Cara komunikasi yang tidak profesional
Perhatikan bahasa, tata bahasa, dan nada komunikasi secara keseluruhan. Perusahaan yang benar biasanya mempertahankan sikap profesional dan sopan.
Jika melihat banyak kesalahan pengejaan, bahasa yang tidak rapi, atau komunikasi yang tidak konsisten, ini bisa menjadi tanda penipuan.
6. Tidak memerlukan proses wawancara
Berhati-hatilah jika proses perekrutan tidak memerlukan proses wawancara. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak mementingkan kepribadian pelamar atau seberapa baik Anda dalam menyelaraskan diri dengan budaya perusahaan mereka.
7. Mengirimkan link yang mencurigakan dan berbahaya
Berhati-hatilah saat mengeklik link selama proses lamaran kerja, karena link tersebut dapat mengarah pada aplikasi palsu yang dirancang semata-mata untuk mengambil informasi rekening bank atau kartu kredit.
BACA JUGA 5 Kebiasaan Bangun Produktivitas Kerja Setiap Hari!
8. Persyaratan dan deskripsi pekerjaan yang tidak jelas
Lowongan pekerjaan asli akan memaparkan secara jelas tanggung jawab dan persyaratan pekerjaan sesuai dengan posisi yang dideskripsikan.
Sebaliknya, lowongan pekerjaan palsu dan perekrut yang meragukan cenderung memberikan peran, tugas, dan persyaratan pekerjaan yang ambigu, tidak jelas, dan terlalu umum, sehingga memungkinkan hampir semua orang memenuhi syarat.
9. Permintaan biaya untuk penempatan atau peralatan kerja
Berhati-hatilah jika perekrut meminta uang di muka, khususnya untuk penempatan, peralatan, atau pelatihan kerja. Selain itu, perekrut, headhunter, dan agen perekrutan yang bereputasi baik umumnya tidak akan mengenakan biaya kepada calon pencari kerja.
Demikian beberapa tanda-tanda lowongan kerja palsu yang harus diperhatikan oleh pencari kerja. Karena modus penipuan lowongan kerja terus berkembang, sehingga para pencari kerja harus tetap waspada dan cerdas dalam mencari kesempatan kerja.
Editor: Ranto Rajagukguk