Jangan Tertipu! Begini Cara Mendeteksi Konten Deepfake Buatan AI

marketeers article
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Tidak dapat dimungkiri bahwa kehadiran artificial intelligence (AI) mempermudah berbagai aspek kehidupan. Di sisi lain, teknologi ini juga mampu menghasilkan konten deepfake, yang berpotensi merugikan banyak orang.

Hal tersebut sudah dialami seorang publik figur Korea Selatan, Kim Jin Young alias Dex. Peserta Single’s Inferno itu baru-baru ini menjadi korban video deepfake untuk iklan sebuah permainan judi ilegal, padahal dirinya sama sekali tak terafiliasi dengan jasa tersebut.

Begitu pun dengan sejumlah publik figur Amerika Serikat, mulai dari Donald Trump hingga Taylor Swift, yang menjadi korban konten deepfake buatan AI milik Elon Musk, Grok. New York Post melaporkan sejak diluncurkan minggu lalu, konten serupa telah membanjiri jagat maya.

BACA JUGA: Dipeluk Orang Tercinta yang Sudah Tiada dengan AI, Begini Cara Buatnya

Deepfake sendiri sering digunakan untuk hiburan, namun tak sedikit yang menyalahgunakannya untuk menyebarkan disinformasi dan penipuan. Karena itu, penting untuk mengetahui beberapa cara untuk mendeteksinya, yang dirangkum dari Norton:

Ketidakwajaran dalam Gerakan dan Ekspresi Wajah

Salah satu ciri utama dari deepfake ialah gerakan mata yang tidak wajar, seperti kurang kedipan alami atau gerakan bola mata tidak mengikuti objek yang sedang diajak bicara. Ekspresi wajah yang tidak selaras dengan emosi, seperti senyum kaku atau wajah datar, juga patut dicurigai.

Ketidakcocokan Posisi dan Gerakan Tubuh

Konten deepfake juga dapat diketahui dari wajah yang tampak mengarah ke satu sisi sementara bagian tubuh lainnya menghadap ke arah berbeda. Gerakan tubuh yang tersentak-sentak atau tidak mulus, serta postur yang tampak canggung, juga menjadi indikator kuat.

BACA JUGA: 3 Cara Backup Data Telegram Imbas Ditangkapnya sang CEO

Anomali Visual

Pewarnaan kulit yang tampak tidak alami, pencahayaan yang aneh, atau bayangan yang tidak sesuai dengan posisi sumber cahaya adalah beberapa tanda visual bahwa video tersebut bisa merupakan deepfake

Selain itu, ketidakjelasan pada tepi gambar, seperti garis yang buram di sekitar wajah atau leher, serta rambut atau gigi yang terlihat terlalu sempurna atau justru tidak realistis, juga dapat menunjukkan adanya manipulasi.

Konsistensi Suara dan Audio

Deepfake seringkali memiliki masalah sinkronisasi antara suara dan gambar. Untuk itu, audio yang tak selaras dengan gerakan bibir, suara terdengar bak robot, atau ketidakcocokan dalam intonasi dan pengucapan juga bisa mengindikasikan adanya manipulasi.

Itulah beberapa ciri yang menandakan sebuah konten termasuk deepfake. Untuk memastikan lebih jelas, Anda bisa mengecek konten tersebut dengan reverse image search menggunakan mesin pencari seperti Google, TinEye, Yandex, dan Bing.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS