Janji Pariwisata Jadi Penghasil Devisa Terbesar di Indonesia

marketeers article

Pariwisata diyakini Presiden Joko Widodo menjadi penggerak ekonomi bangsa. Pasalnya, dengan jumlah investasi yang sama, dampak perekonomian yang dibawa industri ini lebih luas dibandingkan industri lain. Menteri Pariwisata Arief Yahya pun menjanjikan pariwisata dapat menjadi penghasil devisa terbesar di Indonesia, menggeser industri Crude Palm Oil (CPO) di tahun depan.

Meski target kunjungan 17 juta Wisatawan Mancanegara (wisman) tak tercapai, Menteri Pariwisata menjanjikan industri ini menjadi penghasil devisa terbesar mencapai US$ 20 miliar di tahun depan.

“Target 17 juta wisman tahun ini meleset, kemungkinan terbesar tercapai 16 juta wisman. Namun, ada kemungkinan target pariwisata sebagai penyumbang devisa terbesar bisa tercapai di angka US$17,6 miliar atau bahkan US$20 miliar dengan perhitungan capaian 16 juta wisman dikalikan rata-rata pengeluaran per kunjungan (Avarage Spending per Arrival) sekitar US$1.100 per wisman,” jelas pria yang akrab disapa AY di Jakarta, Kamis (20/12/2018).

Kontributor terbesar devisa negara tahun ini masih dipegang CPO dengan sumbangan mencapai US$17 miliar. Arief pun optimistis proyeksi capaian angka perolehan devisa di tahun depan paling tidak dapat menyejajarkan industri pariwisata dan CPO.

Sebelumnya, Arief mengatakan sempat optimistis target kunjungan wisman tahun ini tercapai lantaran kunjungan di bulan Juni dan Juli 2018 mencapai 1,5 juta per bulan. Namun, deretan tantangan datang. Diawali dari gempa Lombok, berlanjut ke polemic zero dollar tours, hingga insiden Lion Air JT-610 menjadi persoalan berta yang dihadapi pariwisata Indonesia. Bahkan, Arief menyampaikan gempa susulan di Lombok yang mencapai 7 SR pada 5 Agustus 2018 berakibat pada cancelation besar-besaran hingga lebih dari 70%.

“Padahal, kami sudah memperhitungkan jika 1,5 juta kunjungan wisman diperoleh per bulan, maka jika dikalikan 12 bulan mencapai 18 juta kunjungan. Dan ini mencapai target awal kami yakni 17 juta kunjungan wisman,” jelas Arief.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related