Jagat maya tengah dihebohkan dengan kasus kekerasan dalam rumah tangga alias KDRT yang dialami seorang influencer berinisial CIN. Dalam sebuah rekaman CCTV yang beredar, terlihat suaminya berulang kali memukuli mantan atlet anggar tersebut.
Kejadian ini membuat warganet beramai-ramai mengutuk sang suami karena ringan tangan. Tak sedikit pula yang lantas berharap agar tidak menikahi pasangan dengan kecenderungan KDRT, yang sering kali diidentikkan dengan kekerasan fisik.
Kekerasan fisik memang menjadi salah satu bentuk KDRT. Namun, sejatinya ada banyak bentuk kekerasan lainnya dalam rumah tangga, yang juga merugikan hingga menyebabkan dampak psikologis yang serius.
BACA JUGA: Bertahan di Pernikahan Penuh Kekerasan demi Anak Justru Picu 5 Hal Ini
Untuk itu, Anda perlu memahami berbagai jenis kekerasan untuk mengenali dan mencegahnya. Melansir Women Against Abuse, berikut adalah sejumlah bentuk KDRT selain kekerasan fisik yang jarang disadari:
Kekerasan Emosional
Kekerasan emosional terjadi ketika pasangan mencoba merendahkan korban melalui kata-kata dan tindakan, seperti menghina, mengintimidasi, atau mengisolasi sosial. Ini dapat melemahkan kepercayaan diri dan kesejahteraan emosional seseorang.
Kekerasan Seksual
Memaksa pasangan untuk berhubungan seksual meski ia telah menolak juga termasuk bentuk KDRT. Tidak hanya itu, kekerasan seksual yang dimaksud mencakup segala tindakan seksual yang dilakukan dengan tujuan mengendalikan atau menyakiti pasangan.
Kekerasan Finansial
Kekerasan finansial melibatkan pengendalian penuh atas keuangan korban, sehingga membuat mereka bergantung secara ekonomi pada pelaku. Ini bisa berupa membatasi akses korban ke uang, mengontrol pengeluaran, atau bahkan menghancurkan reputasi finansial korban.
BACA JUGA: Belajar dari Dokter Qory, Kenali Ciri Korban KDRT yang Enggan Melapor
Kekerasan Teknologi
Seiring kemajuan teknologi, kekerasan berbasis teknologi juga makin marak. Ini melibatkan penggunaan teknologi, seperti media sosial, untuk mengawasi, mengontrol, atau mengintimidasi korban. Bisa juga, memaksa pasangan untuk memberikan akses ke perangkat digital mereka.
Kekerasan Berbasis Status Imigrasi
Kekerasan semacam ini sering kali menargetkan pasangan yang status imigrasinya tidak stabil. Pelaku mungkin mengancam akan mendeportasi korban, menghancurkan dokumen imigrasi, atau mengisolasi korban dari sumber daya yang dapat membantu mereka.
Itulah beberapa bentuk lain dari KDRT yang perlu Anda pahami sebagai langkah pertama dalam melawan dan menghentikan siklus kekerasan. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami kekerasan dalam bentuk apa pun, penting untuk mencari bantuan dari lembaga yang terpercaya.
Editor: Ranto Rajagukguk