Produsen kondom saat ini tidak hanya meluncurkan varian produk kondom saja, mereka juga meluncurkan serangkaian produk lubcricant yang mereka klaim bisa menambah sensasi bercinta antarpasangan. Permasalahannya, saat ini market lubcricants di Indonesia masih amat kecil.
Masih ada kesalahpahaman yang fatal tentang aktivitas seksual di masyarakat Indonesia. Menurut Pierre Frederick selaku Deputy GM Consumer Healthcare PT DKT International, masih banyak yang menggunakan lotion hingga sabun sebagai pelumas ketika akan penetrasi ke dalam liang vagina perempuan. Menurut Pierre, hal ini merupakan kesalahan besar yang masih terjadi di masyarakat.
“Padahal penggunaan sabun dan lotion itu amat berbahaya. Bisa menyebabkan iritasi dan bisa menyebabkan kondom robek,” ujarnya di Jakarta, Rabu (14/2/2018).
Produk lubricants diluncurkan memang untuk menambah sensasi bercinta. Pierre menambahkan bahwa satu dari tiga perempuan di Indonesia mengalami kekeringan pada organ kewanitaan saat bercinta. Sebab itu, produk lubricants dihadirkan untuk permasalahan ini. Hadirnya lubricant juga disebabkan oleh beragam kebiasaan aktivitas seksual diantara pasangan. Salah satunya adalah mengabaikan proses foreplay sebelum masuk ke sesi utama.
“Pasangan di Indonesia itu jarang mau foreplay. Di Eropa, pasangan di sana melakukan foreplay secara intensif dan lama,” imbuh Pierre.
Aktivitas foreplay yang berkualitas akan menghasilkan cairan alami pada organ kewanitaan, yang menjadi lubricants natural tanpa perlu menggunakan produk lubricants. Bagi Pierre, kebiasaan lupa foreplay di masyarakat Indonesia, membuat pasangan membutuhkan produk lubricants untuk melancarkan aktivitas seksualnya.
Baru-baru ini, Fiesta meluncurkan produk lubricant Fiesta Intimate Lubricant with Aloe Vera & Vitamin E, pelumas berbahan dasar air dengan ekstrak aloe vera dilengkapi Vitamin E. “Lidah buaya dapat membantu mengatasi hal tersebut karena kandungannya yang dapat menyejukkan kulit pada area kewanitaan,” jelas Pierre.
Dalam industri kondom, Pierre mengingatkan bahwa bisnis yang dijalankan adalah bisnis yang berkaitan dengan nyawa dan keselamatan manusia.Oleh sebab itu beragam edukasi tentang aktivitas seksual perlu ditingkatkan, dan tentunya kesadaran dari individu masing-masing.
Tugas kita semua adalah pengetahuan dan pemahaman pada diri sendiri bahwa kita semua berisiko terkena HIV, penyakit menulas seksual, dan menghamili pasangan,” pungkas Pierre.
Editor: Sigit Kurniawan