JD.ID memang sudah resmi terdaftar sebagai pemain e-commerce di Indonesia. Namun mereka mengklaim bahwa saat ini mereka belum melakukan strategi apa pun. Mereka pun tengah berancang-ancang untuk memenuhi persaingan di pasar e-commerce Tanah Air menemani pemain-pemain yang sudah eksis lebih dulu. Apa saja yang mereka persiapkan?
“Kami adalah bagian dari JD.com sebagai pemain e-commerce global asal China. Bagi kami, pasar ASEAN ini sangat seksi, begitu juga pasar Indonesia,” jelas Zhang Hong Mei, Head of Cross Border Business Dept JD.ID pada acara AMS 2017 di Jakarta.
Hong Mei menyebutkan besarnya pasar ASEAN ini bisa dilihat dari berbagai faktor. Dimulai dari jumlah masyarakat ASEAN yang mengakses internet setiap bulannya bisa mencapai 3,8 juta orang dari total 260 juta orang yang terakses dengan internet pada 2015. Pada tahun 2020, jumlah ini diproyeksikan akan bertumbuh hingga 480 juta pengguna, 215 jutanya dari Indonesia. Dicatat, pertumbuhannya mencapai 19% per tahun.
“Pasar e-commerce di Indonesia sendiri sangat menggoda. Berdasarkan data yang kami dapat, pasar e-commerce pada tahun 2015 bisa mencapai US$ 1,2 miliar dan akan tumbuh menjadi US$ 46 miliar pada tahun 2025. Pertumbuhannya dicatat sekitar 49% setiap tahunnya,” lanjut Hong Mei.
Untuk itu, tim JD.ID tengah mempersiapkan segala hal sebelum mereka secara agresif berpenetrasi di pasar ini. Asa tiga strategi kunci dan fokus yang tengah dibangun oleh perusahaan asal China ini, yakni sistem logistik, strategi lokalisasi, dan branding. Ketiga dinilai sebagai kunci untuk memenangkan persaingan di tengah gencaran pemain e-commerce lain seperti Lazada, Shopee, Tokopedia, dan yang lainnya.
“Menjaga customer satisfaction akan menjadi kunci strategi kami. Kami akan membangun jalur rantai pasokan yang efisien. Last mail delivery adalah konsentrasi yang tengah dibangun oleh kami di China untuk beberapa negara belakangan ini,” lanjutnya.
Selain itu, mereka juga akan membangun layanan yang mampu menyentuh konsumen secara langsung. Mereka juga ingin terkoneksi dengan audiens mereka dengan tingkat engagement yang tinggi. Sistem pembayaran pun sedang mereka garap. Kesatuan layanan JD.ID nanti diharapkan dapat menjawab dan menjaga kepercayaan konsumen terhadap merek mereka.
“Tidak semua perusahaan berhasil untuk berbisnis lintas negara. Logistik, lokalisasi, dan branding adalah 3 aspek yang harus diperhatikan dengan serius. Kami sendiri, telah terbukti berhasil di China, Jerman, Jepang, Korea, hingga Amerika. Dan, perjalanan kami akan terus berlanjut ke negara lain,” tutup Hong Mei.