Pernahkah Anda terbayang berpetualang di wilayah yang benar-benar perawan? Wilayah yang belum pernah dijelajahi oleh orang sebelumnya, belum ada peta, belum ada gambaran mengenai medan yang dihadapi. Mungkin tim dari EIGER Black Borneo Expedition bisa menjawab seperti apa rasanya.
EIGER Black Borneo Expedition sendiri adalah sebuah perjalanan ekspedisi dan penjelajahan ekstrem yang dicetuskan oleh EIGER di kawasan hutan hujan tropis Kalimantan.
Ekspedisi ini pertama kali dilakukan pada tanggal 19-29 April 2015 di kawasan Karst Merabu, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Ekspedisi ini dinamakan Black Borneo karena penjelajahan dilakukan di wilayah hutan hujan tropis Kalimantan yang diperkirakan jarang dijamah manusia atau lebih dikenal sebagai wilayah hitam.
EIGER Black Borneo Expedition kedua juga telah sukses dilaksanakan pada 1-20 September 2016 di Gunung Beriun, sub kawasan Karst Sangkulirang Mangkalihat, Kalimantan Timur. Dipilihnya Gunung Beriun karena merupakan satu-satunya puncakan berkontur tanah sehingga potensial mengandung keanekaragaman hayati khas hutan hujan tropis Indonesia.
Kawasan ini diperkirakan belum teridentifikasi secara menyeluruh karena belum ada informasi valid tentang kegiatan penelusuran di kawasan ini. Sehingga, tim pun berusahan mengenali karakteristik dan melakukan pendataan kekayaan alam di sana.
Setelah melalui jalur darat, sungai, tebing, dan memasuki hutan hujan tropis khas Kalimantan yang dikenal berat, akhirnya tim ekspedisi berhasil membuka jalur untuk mencapai puncak Beriun Raya dengan ketinggian 1.261 mdpl. Setelah menjelajah wilayah ini, disadari bahwa wilayah ini penting peranannya dalam menjaga keseimbangan alam.
Beriun Raya merupakan rumah bagi berbagai flora dan fauna, seperti anggrek hitam, jamur hutan, kantung semar, tupai, bekantan, dan berbagai endemik Kalimantan lainnya. Wilayah ini juga menjadi sumber air bagi wilayah di bawahnya. Namun, kini kawasan Beriun Raya tengah menghadapi ancaman besar, seperti ilegal logging dan juga pengalihfungsian hutan menjadi pertambangan dan perkebunan.
Melalui EIGER Black Borneo Expedition, diharapkan Karst Sangkulirang di Kalimantan Timur sebagai salah satu World Heritage. Banyak pihak yang mendukung misi ini. Bersama EIGER, National Geographic Indonesia dan beberapa media nasional lainnya, perusahaan asuransi hidup FWD Life, Garuda Indonesia, brand personal water filter LifeStraw mendukung penjelahan ini.
Pada penjelahan ini, terdapat juga aktivitas pemasaran yang cukup menarik. Seperti yang dilakukan EIGER melalui penjelajahan ini adalah untuk merancang jajaran produk serta mengujicobakan ketangguhan produk tersebut.
FWD Life juga mencoba untuk mengedukasi bahwa para profesional saja masih membutuhkan perlindungan dari asuransi dalam melakukan kegiatan ekstrem. Keduanya merasakan hal positif bagi merek mereka dengan adanya Black Borneo Expedition.
Editor: Sigit Kurniawan