Pemerintah terus bersiap untuk pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi G20. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate menyatakan telah menyiapkan jaringan telekomunikasi dan keamanan spektrum frekuensi serta pemantauan untuk mendukung kesuksesan Presidensi G20 Indonesia.
“Kominfo menyiapkan jaringan telekomunikasi tidak saja jaringan yang berada di Bali dan di sekitar penyelenggaraan kegiatan Presidensi G20 Indonesia. Di wilayah Bali, telah tersedia 7.500 Base Transceiver Station untuk 4G dan lebih dari 30 BTS 5G,” ujarnya dalam siaran tertulisnya, Rabu (31/8/2022).
Apabila terjadi kendala jaringan telekomunikasi selama penyelenggaraan KKT G20, Johnny menegaskan pihaknya telah menyiapkan jaringan cadangan (backup network), seperti pada penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun lalu.
“Kita siapkan backup network seperti pada penyelenggaraan PON di Papua tahun lalu. Kita menyiapkan jaringan-jaringan tulang punggung broadband. Redundancy-nya kita siapkan jaringan tulang punggung fiber optic serta satelit dan radio link infrastruktur TIK seluruh operator telekomunikasi dan fiber optic disiagakan. Termasuk payung hukumnya apabila jalur-jalur untuk internasional harus kita gunakan,” katanya.
Sementara itu, berkaitan dengan keamanan navigasi dan keselamatan penerbangan, Kominfo menyiagakan Balai Monitoring Spektrum Frekuensi Radio Direktorat Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika untuk memantau frekuensi di wilayah udara Surabaya, Banyuwangi, Denpasar dan Mataram.
“Kami sudah menyiapkan peralatan-peralatan Spectrum Frequency Analyzer untuk menganalisis seluruh spektrum yang bergerak di sini untuk keselamatan penerbangan VVIP untuk menghindari intersepsi dan interferensi. Kerja sama ini perlu antara Kominfo, TNI AU, dan Kementerian Perhubungan,” ucap Menkominfo.
Johnny menyatakan saat ini juga menyiapkan tiga mekanisme surveillance system berlapis untuk memantau bandwidth dan ketersediaan jaringan. Menurutnya, Kominfo memiliki pusat monitoring untuk memantau kualitas layanan telekomunikasi dan memantau kondisi ruang digital Indonesia.
“Kominfo yang memonitor bandwidth quality of service dan quality of experience di seluruh Indonesia. Selanjutnya lewat surveillance system BLU BAKTI, Kominfo memantau jaringan satelit, jaringan radio link, dan jaringan fiber optic. Kemudian melalui cyber drone Ditjen Aptika beroperasi penuh memantau kondisi ruang digital Indonesia, seperti sebaran fake news yang dilakukan berdasarkan lawfull interception,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk