Ada ungkapan China yang tepat untuk menggambarkan kondisi akibat pandemi saat ini, yakni Wei-Ji yang memiliki arti harfiah krisis. Namun, dalam ungkapan Wei-Ji ini juga terkandung makna positif, yakni pada setiap krisis atau bahaya selalu ada peluang. Prinsip ini yang diyakini oleh Wiraland.
Dari prinsip ini, Wiraland berhasil menaklukkan pandemi yang berdampak pada semua lini industri, termasuk properti. Menurut Antonio Onasio, General Manager Sales & Marketing Wiraland, jika hanya melihat risiko saja, tidak mungkin bisnis bisa berjalan di tengah tantangan sulit seperti sekarang.
Dipaparkan pada acara Industry Roundtable Actualizing The Post Normal: Year 2021 & Beyond Property Industry Perspective, Jumat (02/10/2020), dampak pandemi COVID-19 pada industri properti cukup besar. Pada awal pengumuman pandemi di Indonesia pada Februari dan Maret 2020, Wiraland sempat mengalami penurunan penjualan drastis. Hal ini mendorong para pemimpinnya untuk memutar otak dan mencari jalan keluar.
Kesempatan pun hadir dari lanskap industri properti di wilayah Medan, tempat Wiraland mengembangkan bisnisnnya. Saat awal-awal pandemi, pelaku industri properti di Medan justru memberlakukan strategi wait and see. Mereka tidak ingin gegabah dengan kondisi perekonomian yang seketika terguncang.
“Tapi kami memanfaatkan itu untuk menggenjot produksi dan pemasaran. Kami terus membangun dan memasarkan rumah-rumah tinggal. Hasilnya memuaskan. Wiraland hanya mengalami masa sulit selama dua bulan, yaitu bulan Februari dan Maret. Setelahnya, kami justru mengalami peningkatan,” ungkap Antonio.
Bahkan, peningkatan penjualan yang dialami Wiraland tercatat lebih tinggi dibanding tahun 2019. Peningkatan tertinggi terjadi sepanjang bulan April, Mei, dan Juni. Perusahaan ini juga mengakui peningkatan siginifikan di bulan Agustus.
Kondisi ini tentu jadi anomali. Di saat hampir semua bisnis perusahaan properti seperti jalan di tempat, Wiraland justru thriving di tengah tekanan pandemi.
Peningkatan ini tentu tidak hanya dari kesigapan Wiraland dalam membaca kondisi, tapi juga keberanian untuk berinovasi. Di situasi pandemi ini, Wiraland dengan berani berinovasi dengan menghadirkan layanan survey drive thru. Antonio mengakui kaget dengan hasilnya. Layanan ini berhasil menjadi salah satu daya tarik bagi calon warga Wiraland.
“Kami juga tidak menyangka antusiasme warga Medan terhadap layanan ini cukup besar. Selain itu, kami juga mengembangkan layanan virtual tour dan pemasaran digital. Tidak menyangka strategi ini berhasil meningkatkan penjualan,” tambahnya.
Diakhiri oleh Antonio, di masa sulit, pelaku bisnis tidak bisa hanya membaca kondisi, tapi juga berpikir untuk terus memanfaatkan berbagai celah. Tujuannya tidak hanya agar bisa survive, tapi juga berkembang meskipun terhimpit pandemi.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz