Tak hanya dinanti kaum muslim, momen ramadan turut dinanti para brand. Perilaku royal para konsumen dalam berbelanja saat ramadan dianggap para pemain berpeluang besar. Tak ingin kehilangan peluang, Lactogrow dengan cepat menjemput bola dengan memaksimalkan adopsi pemasaran digital.
Meski tergolong ke dalam regular consumption product, Head of Consumer Engagement and E-Business PT Nestlé Indonesia Henny Yuliandini mengatakan Nestlé Lactogrow tetap berupaya stand out di antara festive category product di bulan Ramadan.
“Kami juga tidak mau kalah dari produk biskuit dan sejenisnya. Bisa dikatakan memang kompetisi di momen Ramadan ini begitu kuat. Meskipun kami bukan tergolong festive category, kami tetap bermain campaign digital dengan mengingatkan kepada para ibu akan manfaat konsumsi susu saat sahur,” ungkap Henny di Jakarta, Senin (07/05/2018).
Lactogrow mencoba untuk meningkatkan persepsi dan asosiasi pesan terhadap ibu modern yang tech savvy dengan menggambarkan secara visual manfaat dari Lactogrow. Facebook dipilih sebagai channel pemasaran yang mereka gunakan.
“Konten pemasaran yang kami gunakan adalah iklan foto dan video yang didampingi cinemagraphics (animasi GIF), serta video vertikal untuk menceritakan kisah Happy Tummy, Happy Kids. Kampanye ini menggabungkan gambar dan video dalam format iklan carousel guna mengkomunikasikan manfaat Lactogrow bagi pertumbuhan anak. Kami juga mulai menggunakan Instagram Stories,” papar Henny.
Hasilnya, Henny mengatakan mereka memperoleh delapan poin kenaikan untuk ad recall, dan delapan poin kenaikan brand awareness yang naik satu poin dari iklan televisi orisinil. Tidak hanya itu, Lactogrow juga memperoleh sembilan poin kenaikan untuk asosiasi pesan yang meningkat dua poin dari iklan televise orisinil.
“Setelah menggunakan pocket tvc, kini kami mulai bermain di Instagram Stories karena kami lihat customer behavior mulai bergerak ke arah sana. Indonesia juga menjadi salah satu negara pencetak Instagram Stories terbesar di dunia,” jelas Henny.
Editor: Sigit Kurniawan