Jepang pernah menjadi dari pusat dari ekonomi dan teknologi Asia, bahkan dunia. Namun, siapa sangka bahwa negeri matahari terbit ini sedang dilanda krisis wirausaha. Menurut Prof Hiroyuki Okamuro, Vice President of Japan Academy for Small Business Studies (JASBS) ratio wirausaha di Jepang terus mengalami penurunan sejak era 1980an. Bahkan, Hiroyuki menyebutkan Jepang merupakan negara yang ratio wirausahanya terendah di dunia.
Hal ini diperburuk dengan angka masyarakat jepang yang ingin menjadi wirausaha juga terus menurun separuhnya sejak tahun 1997 hingga tahun 2012. Meskipun mulai ada peningkatan jumlah pewirausaha periode 2012-2014, namun angka tersebut belum bisa menjawab apa-apa.
“Ditambah dengan pelaku wirausaha yang sudah tua. satu dari tiga wirausaha di Jepang usianya berada di atas 60 tahun,” terang Hiroyuki dalam acara The 4th Asian SME Conference di Jakarta, Rabu (14/9/2014).
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Hiroyuki adanya penurunan minat masyarakat Jepang terhadap wirausaha adalah tidak memiliki jiwa wirausaha itu sendiri. Oleh sebab itu Hiroyuki menilai bahwa solusi jangka pendek tidak akan efektif.
Pendanaan kepada para wirausaha memang diperlukan, namun hal tersebut tidak akan secara signifikan menumbuhkan jiwa wirausaha di Jepang.
Menurutnya langkah terbaik adalah dengan merubah pola pikir masyarakat Jepang, terutama anak muda dan anak-anak. Dengan mengubah pola pikir sejak awal, Jepang bisa selamat dari krisis wirausaha.
“Pelajaran bagi negara lain, sekalinya hilang semangat wirausaha, akan sulit sekali untuk dikembalikan lagi,” pungkas Hiroyuki.
Editor: Sigit Kurniawan