Inovasi yang gagal salah satunya karena tidak terselesaikannya Jobs to be Done (JTBD) dari pelanggan. Sebab, Jobs to be Done adalah teori yang menggambarkan kebutuhan pelanggan.
Mengetahui Jobs to be Done pelanggan akan sangat berpengaruh terhadap proses inovasi yang dilakukan oleh perusahaan. Ketika kebutuhan pelanggan terpenuhi, maka dapat disebut bahwa inovasi yang dihasilkan tepat sasaran.
Jobs to be Done adalah konsep Outcome-Driven Innovation yang berfokus pada proses untuk mengenali kebutuhan pelanggan dan mengubah proses inovasi menjadi ilmu pengetahuan yang dapat diprediksi.
Untuk mendalaminya, berikut penjelasan yang Marketeers rangkum dari buku berjudul “Jobs-to-be-Done” karya Anthony W. Ulwick (2016).
Siapa yang menemukan Jobs-to-be-Done?
Tony Ulwick merupakan orang di balik teori Jobs to be Done yang disingkat dengan JTBD. Ulwick menghabiskan satu dekade pada tahun 1980-an dengan bekerja sebagai senior product manager di perusahaan teknologi terkenal, yaitu IBM.
Fenomena yang ditemukannya adalah adanya masalah dalam proses inovasi yang seringkali tidak efektif dan efisien sehingga menghasilkan produk yang lebih banyak gagal dibanding berhasil.
Dalam prosesnya, Ulwick mulai menemukan proses yang dapat membuat penciptaan inovasi menjadi lebih mudah untuk diprediksi. Ia mempelajari berbagai alat untuk mengenali kebutuhan pelanggan, mulai dari Quality Function Deployment (QFD), TRIZ, Six Sigma, Conjoint Analysis.
Dari hasil eksplorasinya, Ulwick menemukan konsep Outcome-Driven Innovation (ODI) dan teori Jobs-to-be-Done yang telah banyak membantu merek-merek besar di dunia, seperti Phillips, Microsoft, Bosch, Hammer, dan lainnya.
BACA JUGA: Value Proposition adalah Kunci Sukses Brand, Begini Cara Membangunnya!
Meskipun Tony Ulwick yang menemukan Jobs to be Done , namun Profesor Clayton Christensen dari Harvard Business School yang pertama kali mempopulerkan konsep ini dalam bukunya yang berjudul “The Innovator’s Solution” pada tahun 2003.
Namun, secara resmi konsep ini dibuat oleh Tony Ulwick pada 1990 dan membutuhkan waktu untuk pengembangan hingga hampir satu dekade.
Jobs to be Done ini mendorong perusahaan untuk berhenti berfokus pada produk dan pelanggan, tetapi harus lebih memahami proses yang paling mendasar, yaitu ketika pelanggan menggunakan produk atau layanan.
Apa itu Teori Jobs-to-be-Done?
Menurut Ulwick, Jobs to be Done adalah perspektif dalam melihat dan berpikir tentang pasar, pelanggan, kebutuhan, pesaing, dan segmen pelanggan dengan cara membuat inovasi menjadi jauh lebih dapat diprediksi dan menguntungkan.
Jobs to be Done menjadi teori inovasi yang didasarkan pada prinsip ekonomi bahwa orang membeli produk dan jasa untuk menyelesaikan “pekerjaan”, yaitu untuk membantu pelanggan menyelesaikan tugasnya, mencapai tujuan dan sasaran, menyelesaikan dan menghindari masalah, dan untuk membuat kemajuan dalam hidup mereka.
Teori ini mengatakan bahwa untuk menciptakan produk dan jasa yang mungkin menang di pasar, perusahaan harus menjadikan pekerjaan pelanggannya sebagai unit analisis yang perlu dipahami pelanggan.
Lalu, perusahaan menawarkan produk yang dapat membantu pelanggan dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan lebih baik dan/atau lebih murah
BACA JUGA: Value Proposition Canvas: Pastikan Produk Sesuai Ekspektasi Pelanggan
Jobs to be Done ini memberikan kerangka kerja untuk beberapa pekerjaan. Pertama, mengkategorikan, mendefinisikan, menangkap, dan mengatur semua kebutuhan pelanggan. Kedua, menggunakan metrik kinerja yang berhubungan dengan pelanggan.
Mengetahui semua kebutuhan pelanggan yang ada di pasar telah mengubah cara perusahaan dalam melakukan proses inovasi.
Dengan data kebutuhan pelanggan, perusahaan dapat menemukan peluang segmen yang tersembunyi, menentukan kebutuhan mana yang belum terlayani dan sudah terlayani, memutuskan strategi mana yang akan dilakukan, dan menyelaraskan antara aktivitas pemasaran, pengembangan produk, dan R&D.
Dengan informasi yang lengkap mengenai kebutuhan pelanggan dan apa saja kebutuhan yang belum terpenuhi oleh pasar, perusahaan dapat memprediksi konsep dan penawaran baru mana yang akan menang di pasar.
Alhasil, dengan berfokus pada Jobs to be Done, dunia akan terlihat lebih berbeda. Pasar menjadi sekelompok orang yang mencoba untuk menyelesaikan pekerjaan dari calon pelanggannya dengan menciptakan produk yang jauh lebih baik dan lebih murah dari pesaing lainnya.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz
BACA JUGA: Value Proposition: Nilai Suatu Produk Bukan Sekadar Janji Manis Saja