Johnson & Johnson Jadi Perusahaan Paling Ramah Keluarga?

marketeers article
78299040 outdoor signage board with johnsons logo. modern office building. editorial 3d

Membangun suasana dan budaya perusahaan yang ramah keluarga diyakini Johnson & Johnson (J&J) memiliki korelasi signifikan dengan pertumbuhan bisnis perusahaan tersebut. Hal ini kemudian mendorong J&J meluncurkan sejumlah inovasi di internal mereka. Alhasil, J&J terpilih sebagai Tempat Kerja Terbaik oleh Glassdoor (Glassdoor’s 2018 List of Best Places to Work).

J&J dikatakan Indriyati Sumarsono, Head of HR & Business Development/Strategy PT Johnson & Johnson Indonesia menyadari karyawan adalah salah satu pemangku kepentingan utama yang perlu dijaga, baik kesehatan dan kesejahteraannya.

“Kami memiliki sejumlah program kesehatan, antara lain promosi kesehatan dan wellness, perangkat kesehatan digital seperti sistem yang bisa memberikan laporan kesehatan harian secara personal, penilaian kesehatan., hibgga fasilitas kebugaran yang kami sediakan di kantor dan kelas-kelas kebugaran yang dapat diikuti karyawan J&J usai pulang bekerja,” ungkap Indriyati di Jakarta, Senin (22/10/2018).

Selain itu, dalam mendukung etos hidup dan bekerja yang seimbang, Johnson & Johnson juga menetapkan jam bekerja yang fleksibel, dimana para karyawan diberikan kebebasan untuk mengatur waktu bekerjanya, terutama di saat jam padat lalu lintas di daerah Jakarta dan sekitarnya.

Lebih dari itu, J&J dikatakan Country Leader of Communications & Public Affairs, PT Johnson & Johnson Indonesia Devy Yheanne tak hanya memberikan hari cuti kepada para ibu yang melahirkan bayi, melainkan kepada para ayah. J&J meyakini, konsistensi dalam menjalankan program ini akan mendorong perubahan perilaku karyawan menjadi pribadi yang lebih sehat dan bahagia.

Menurut Devy, sejak program ini diterapkan, telah terjadi penurunan total pengeluaran medis tahunan karyawan sebesar 3,7%. “Karyawan perusahaan mendapat manfaat dengan adanya penurunan tingkat obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penggunaan tembakau, aktivitas fisik, dan gizi buruk,” jelas Devy.

Rata-rata penghematan tahunan per karyawan adalah US$ 565 pada tahun 2009, secara tidak langsung menghasilkan laba atas investasi yang sama dengan kisaran US$ 1,88 — US$ 3,92 yang berhasil dihemat untuk setiap dolar yang dibelanjakan bagi program tersebut.

Related