Kemacetan lalu lintas memiliki dampak negatif yang cukup luas, baik bagi masyarakat maupun bagi perekonomian negara. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun sangat menyadari hal itu sehingga terus mendorong beragam upaya untuk mengurai kemacetan.
“Dalam kemacetan di Jabodetabek dan Bandung saja, kita telah mengalami kerugian sekitar Rp 100 triliun setiap tahun,” kata Jokowi dikutip dari website Kementerian Sekretariat Negara, Kamis (14/9/2023).
Oleh karena itu, ia berharap seluruh stakeholder bisa bersinergi untuk mampu menekan angka kemacetan. Salah satu caranya adalah dengan menghadirkan infrastruktur transportasi umum yang optimal.
BACA JUGA: Jokowi Targetkan PSN Rampung Semester I Tahun 2024
Lewat infrastruktur yang memadai, maka hal itu bisa berperan dalam mendorong masyarakat untuk beralih menggunakan transportasi umum sehingga kemacetan di berbagai ruas jalan bisa ditekan.
“Tapi apa pun yang paling penting kita ini mendorong agar masyarakat berpindah dari mobil ke transportasi massal, baik itu kereta cepat, MRT, LRT, bus,” ujarnya.
Dorongan itu pun dibarengi dengan penyiapan infrastruktur untuk menghadirkan sarana transportasi massal yang aman, nyaman, cepat dan tetap efisien.
BACA JUGA: Jokowi Rayu Jepang Investasi di ASEAN Senilai US$ 184 Miliar
Pada Rabu (13/9/2023), Jokowi pun telah memastikan kualitas layanan dan infrastruktur Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) lewat sesi uji coba. Menurutnya, kereta tersebut nyaman digunakan bahkan saat mencapai kecepatan maksimal 350 km/jam.
“Nyaman, dan pada kecepatan tadi 350 km/jam tidak terasa sama sekali, baik saat duduk maupun saat berjalan. Sehingga inilah peradaban, kecepatan,” kata dia.
BACA JUGA: Jokowi Tawarkan Proyek Senilai US$ 56 Miliar saat Forum AIPF
Ia pun berharap kehadiran moda transportasi kereta cepat tersebut dapat meningkatkan minat masyarakat untuk berpindah dari penggunaan mobil pribadi ke transportasi umum. Hal tersebut penting dalam rangka mengurangi kemacetan hingga polusi udara di Jakarta, Bandung, dan sekitarnya.
Terkait kerugian yang ditimbulkan dari kemacetan sendiri bisa dirinci mulai dari kerugian waktu produktif yang harus terbuang di jalan. Selain itu, kerugian juga bisa dikalkulasi dari jumlah bahan bakar yang terbuang percuma saat kendaraan tengah terjebak kemacetan.
Hal ini terbilang kerugian yang cukup krusial terlebih bagi kendaraan yang masih menggunakan bahan bakar subsidi.
Editor: Ranto Rajagukguk