Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta PT Pertamina (Persero) untuk meningkatkan produksi minyak di wilayah kerja (WK) Rokan, Provinsi Riau. Peningkatan target produksi ditetapkan lantaran kepala negara menilai secara sumber daya manusia (SDM) telah mampu melakukannya.
Dalam kunjungan kerja ke WK Rokan, Jokowi mengapresiasi kinerja Pertamina Hulu Rokan (PHR) pascaalih kelola pada 9 Agustus 2021. Dia bilang keputusan untuk tidak memperpanjang kontrak perusahaan asing dalam pengelolaan sumur minyak merupakan kebijakan yang tepat.
“Dulu waktu dikelola Chevron turun sekarang sudah mulai naik dari 156 hingga 158 ribu barel per hari menjadi 166 ribu barel per hari. Tapi yang kami inginkan adalah sebuah peningkatan yang berlipat,” kata Jokowi melalui keterangannya, Jumat (6/1/2023).
BACA JUGA: Strategi di Balik “Perang Harga” BBM non-Subsidi, BP-AKR Vs Vivo Vs Pertamina Vs Shell
Hingga sekarang, kondisi tangki timbun dengan kinerja PHR yang memuaskan. Untuk di Kota Dumai, ada 16 tangki timbun dengan kapasitas penyimpanan sebanyak 5,1 juta barel.
Sementara itu, total tangki timbun yang dimiliki PHR di WK Rokan sebanyak 26 unit dengan total kapasitas penyimpanan sebesar 5,8 juta barel. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga meninjau jaringan pipa transportasi minyak mentah yang ada di lokasi tersebut.
Untuk di Dumai, jaringan pipa tersebut sepanjang 337 kilometer (Km). Selain itu, untuk unit operasi Hydrocarbon Transportation (HCT) Crude Oil Terminal Operation Center di Dumai memiliki sempat unit shipping pump, delapan unit electric booster pump, ruang kendali (control room) dan laboratorium serta rumah pompa.
BACA JUGA: Kabar Baik! Pertamina Resmi Turunkan Harga Pertamax Jadi Rp 12.800
Sementara itu, Nicke Widyawati Direktur Utama Pertamina menambahkan perusahaan memiliki misi untuk meningkatkan level produksi di PHR guna mendukung pemerintah dalam mewujudkan ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi nasional.
“Dengan semangat para Perwira dan Mitra Kerja, serta upaya masif dan agresif, kami berkomitmen untuk meningkatkan jumlah produksi migas untuk ketahanan energi. Ini merupakan misi kita bersama, yang tentunya akan terwujud dengan semangat dan kerja keras kita semua,” ujarnya.
Nicke bilang PHR pada tahun 2022 berhasil melakukan pengeboran di 413 sumur, akan ditantang untuk memenuhi target pengeboran yang lebih masif lagi untuk tahun 2023, yaitu sebanyak 600 sumur. Dalam upayanya menghasilkan minyak untuk kebutuhan nasional, PHR mampu meningkatkan produksi ke tingkat 160 ribu barel per hari, sementara kalau tidak melakukan pengeboran sumur baru, produksi bisa jatuh ke titik 105 ribu barel.
Bahkan, pada awal tahun ini, PHR berhasil menemukan ladang sumur minyak baru yang mampu menghasilkan ribuan barel per harinya. Hal ini akan sangat mendukung pencapaian yang diharapkan oleh pemerintah, yaitu 1 juta barel di tahun 2030.
Pada tahun kedua alih kelola WK Rokan, operasional PHR yang andal ini memberikan efek ganda (multiplier effect), yaitu dengan membuka banyak lapangan kerja baru dari yang mulanya sebelum alih kelola hanya 22.000, kini sudah menjadi 37.500 orang dan meningkatkan denyut nadi ekonomi serta meningkatnya investasi di Riau.
Hal ini sejalan dengan penambahan 26 Rig di operasi sumur-sumur baru yang sebelum alih kelola hanya sembilan Rig, dan 49 menuju 52 Rig Workover & Well Service (WOWS) yang sebelum alih kelola WK Rokan hanya 25 Rig.
“Pencapaian tahun 2022 akan menjadi penyemangat kami untuk meningkatkan produksi. Sebagai contoh, melalui pengoperasian Rig, jumlah mitra kerja PHR meningkat 20% sampai 25%. Namun, hal yang paling utama adalah untuk selalu memprioritaskan keselamatan dan kesehatan,” ucapnya.
Editor: Ranto Rajagukguk