Jokowi: Perubahan Iklim Tak Terselesaikan dengan Pendekatan Ekonomi

marketeers article
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan dalam pembukaan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024). Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) dengan dukungan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Kadin Indonesia) menggelar ISF 2024 yang dihadiri sekitar 8.000 peserta dari 50 negara sebagai ajang bertukar pikiran, menawarkan solusi, dan berbagi praktik terbaik dalam aksi iklim. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/Spt. *** Local Caption *** President Joko Widodo delivers his opening speech at the Indonesian International Sustainability Forum (ISF) 2024 at Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Thursday (5/9/2024). The Coordinating Ministry for Maritime & Investment Affairs (Kemenko Marves) together with the Indonesian Chamber of Commerce and Industry (Kadin Indonesia) held the ISF 2024. Attended by 8.000 participants from 50 countries, the event functions as a platform for stakeholders to discuss, offer solutions, and suggest the best practice for climate action. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/Spt.

Dunia saat ini terus dipaksa untuk memulihkan diri dari meningkatnya emisi gas karbon yang berdampak terhadap masalah perubahan iklim. Hal tersebut lantaran perubahan iklim berpotensi mengancam kelangsungan hidup seluruh makhluk.

Joko Widodo (Jokowi), Presiden Indonesia menjelaskan perubahan iklim sangat mengancam kelangsungan hidup. Dengan demikian, upaya untuk melakukan transisi energi guna mencegah naiknya suhu bumi sangat mendesak.

BACA JUGA: Akibat Perubahan Iklim, Tanaman Kopi Terancam Punah pada 2050

Kendati demikian, kepala negara menekankan perubahan iklim tak pernah bisa diselesaikan selama pemangku kepentingan menangani masalah ini dengan pendekatan ekonomi.

“Perubahan iklim ini tidak akan pernah bisa terselesaikan selama dunia menggunakan pendekatan ekonomi, selama dunia hanya menghitung keuntungannya sendiri, dan selamat dunia hanya mementingkan egosentrisnya sendiri-sendiri,” kata Jokowi dalam pembukaan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) di Jakarta Convention Center, Kamis (5/9/2024).

BACA JUGA: Imbas Krisis Iklim, Pertumbuhan Ekonomi RI Terancam Turun 1,24%

Menurutnya, untuk menyelesaikan masalah perubahan iklim diperlukan pendekatan yang lebih kolaboratif dengan seluruh pihak secara berperikemanusiaan. Selain itu, kerja sama antara negara maju dan negara berkembang juga sangat diperlukan agar langkah-langkah mengatasi perubahan iklim tidak mengorbankan kepentingan rakyat kecil.

“Karena ekonomi hijau bukan hanya tentang perlindungan lingkungan. Bukan hanya itu, tapi juga tentang bagaimana menciptakan kesejahteraan bagi rakyat, kesejahteraan yang berkelanjutan bagi rakyat,” ujarnya.

Di sisi lain, Jokowi mendorong negara-negara maju untuk mau meningkatkan investasinya guna mengatasi perubahan iklim. Adapun dana yang diinvestasikan negara maju bertujuan untuk melakukan riset dan pengembangan teknologi yang rendah karbon sehingga proses ekonomi bisa berlangsung tanpa memberikan dampak buruk bagi lingkungan.

“Tapi semua itu tidak akan memberi dampak signifikan bagi percepatan penanganan dampak perubahan iklim selama negara maju tidak berani berinvestasi. Selama riset dan teknologi tidak dibuka secara luas, dan selama pendanaan tidak diberikan dalam skema yang meringankan negara berkembang,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS