Presiden Joko Widodo (Jokowi) menawarkan proyek senilai US$ 56 miliar atau setara Rp 856,5 triliun (kurs Rp 15.295 per US$) dalam acara ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF). Adapun nilai proyek tersebut tersebar pada 166 proyek di seluruh Indonesia.
Jokowi mengatakan, AIPF bertujuan untuk membangun konektivitas, membuka peluang, dan mendorong kolaborasi yang saling menguntungkan antara negara-negara ASEAN dan Indo-Pasifik.
Dari sini, diharapkan melalui forum ini, Indonesia bisa mendapatkan tambahan investasi dan kerja sama dengan negara lain.
BACA JUGA: Buka Sesi Pleno KTT ASEAN, Jokowi Dorong Strategi Ekonomi 20 Tahun
“AIPF dilandasi semangat kerja sama yang forward looking, untuk meletakkan fondasi kuat bagi pertumbuhan ekonomi di masa depan. Di tengah pelemahan perekonomian global, perekonomian ASEAN tetap tangguh, bahkan melampaui rata-rata pertumbuhan global,” kata Jokowi dalam pembukaan ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) di Jakarta, Selasa (5/9/2023).
Menurutnya, AIPF mendorong terwujudnya ASEAN sebagai Epicentrum of Growth. Sebagai rumah bagi beberapa negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, lokasi strategis ASEAN yang terletak di jantung Indo-Pasifik menempatkan ASEAN sebagai pemain utama dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di kawasan.
BACA JUGA: Jokowi Ungkap Kerugian Akibat Konflik Global Capai US$ 17,5 Triliun
Dalam forum itu, sebanyak dari 2.500 orang terdaftar sebagai peserta, sebagian besar berasal dari sektor swasta, mulai dari CEO global hingga pakar di bidangnya masing-masing.
Forum selama dua hari ini mencakup serangkaian sesi menarik, yang menampilkan pembicaraan para pemimpin, diskusi pleno, pameran proyek, dan peluang perjodohan bisnis.
Jokowi menyebut, para pemimpin ASEAN telah menyepakati untuk memasukkan referensi mengenai AIPF serta daftar proyek konkrit sebagai bagian dari Deklarasi Pemimpin ASEAN dan ASEAN Concord IV yang bersejarah.
“AIPF mewakili komitmen ASEAN untuk menjadikan Indo-Pasifik sebagai kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera,” ujarnya.
Sementara itu, Kristalina Georgieva, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) menambahkan, hingga sekarang ASEAN menyumbang 10% pertumbuhan global. Hal ini berarti dua kali lipat porsi ASEAN dalam perekonomian global.
“Untuk mempertahankan pertumbuhan tersebut, ASEAN memerlukan stabilitas makroekonomi dan keuangan. Kita juga harus bersama-sama mencari cara bagaimana ASEAN dapat menjadi tangguh di dunia yang rentan terhadap guncangan, dengan memikirkan hal-hal yang tidak terpikirkan,” tutur Georgieva.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz