Sukses dengan ragam fitur interaktifnya yang diluncurkan pada tahun 2020, JOOX bersikap positif dengan terus memperkaya fitur sejenis. Layanan music streaming ini membaca bahwa kesuksesan musisi didorong dengan adanya interaksi dengan pendengar dan kemampuan platform musik dalam menggaungkan musik mereka.
Industri hiburan digital sepanjang tahun 2020 begitu menantang. Berbagai kanal hiburan bertransformasi dan menayangkan konten-kontennya melalui kanal digital, termasuk radio. Menyadari industri sedang redup, pemain di Industri ini mulai memanfaatkan digital sebagai kanal barunya. Respons audiens tidak disangka cukup tinggi. Bahkan, mulai terbaca bahwa banyak orang yang ingin mendengarkan radio, tapi terbatasi oleh frekuensi.
“Kami melihat peluang dalam semakin personalnya pilihan pendengar terhadap konten yang ingin mereka dengarkan. Contohnya adalah keinginan untuk mendengarkan radio tanpa harus terbatas frekuensi,” kata Yuanita Agata, Head of Marketing JOOX.
JOOX kemudian mengambil langkah cerdas dengan mengenalkan fitur radio kepada penggunanya. Melalui fitur ini, platform music streaming ini berupaya menembus batas frekuensi siaran radio. Kini, pendengar bisa mendengarkan radio di mana pun dan kapan pun tanpa harus berada di daerah dengan frekuensi yang sama. Menurut Yuanita, dengan adanya fitur ini juga musisi bisa lebih luas dalam memasarkan karyanya dan membangun interaksi dengan pendengarnya di seluruh Indonesia.
Dalam menciptakan fitur ini, JOOX menggandeng sejumlah stasiun radio ternama. Di antaranya, Prambors Jakarta, motion Jakarta, Hot FM Jakarta, Radio Palupi Bangka, Raka FM Bandung, dan lain sebagainya. Rencananya, JOOX akan terus memperluas jangkuan kerja sama ini untuk memperluas cakupan panggunanya.
“Tidak hanya musisi, tapi JOOX yakin fitur ini dapat meningkatkan jumlah pengguna. Pengguna JOOX juga jadi bisa memiliki pilihan lagu yang variatif lewat rekomendasi yang diberikan radio, belum lagi radio daerah juga kerap mengundang musisi-musisi asli daerahnya. Dari segi konten tentu akan semakin kaya,” tutupnya.
Editor: Eko Adiwaluyo
