Jumlah Industri Kosmetik Naik 21,9%, Nilai Ekspor Capai US$ 770,8 Juta
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) melaporkan hingga pertengahan tahun 2023 jumlah industri kosmetik mencapai 1.010 perusahaan. Jumlah tersebut meningkat sebesar 21,9% dibandingkan tahun 2022 yang hanya sebanyak 913 perusahaan.
Airlangga Hartarto, Menko Perekonomian menturkan industri kosmetik nasional juga mampu menembus pasar ekspor. Secara kumulatif untuk periode Januari hingga November 2023 nilai ekspor untuk produk kosmetik, wewangian, dan essential oils tercatat mencapai US$ 770,8 juta.
BACA JUGA: Investor Ramai-Ramai Suntik Modal untuk Industri Kosmetik RI
“Dengan komposisi 95% industri kosmetik lokal merupakan Industri Kecil dan Menengah, industri ini tercatat mampu menyerap tenaga kerja sekitar 59.886 orang pada tahun 2022,” kata Airlangga melalui keterangannya, Minggu (4/2/2024).
Menurutnya, dengan meningkatnya populasi penduduk Indonesia berusia muda dan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga penampilan dan kesehatan kulit. Dengan demikian, industri kecantikan nasional juga menjadi makin berkembang dengan melahirkan banyak brand kosmetik lokal.
BACA JUGA: Industri Kosmetik di Indonesia Makin Diperhitungkan
Tren penggunaan produk lokal juga menjadi indikasi meningkatnya kualitas produk yang mampu bersaing dengan berbagai brand dari luar negeri. Dari berbagai produk yang dihasilkan oleh perusahaan kosmetik di Indonesia, segmen pasar terbesar didominasi segmen perawatan diri (personal care) dengan volume pasar sebesar US$ 3,18 miliar pada tahun 2022, disusul skincare sebesar US$ 2,05 miliar, kosmetik US$ 1,61 miliar, dan wewangian US$ 39 juta.
Potensi market size secara nasional pada tahun 2023 bisa mencapai 467.919 produk atau meningkat lebih dari sepuluh kali lipat dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Sementara itu, secara global diperkirakan dapat mencapai US$ 473.21 miliar pada tahun 2028 dengan pertumbuhan rata-rata 5,5% per tahun.
Penjualan produk personal care dan kosmetik mengalami peningkatan pesat dalam beberapa tahun terakhir ini di tengah masifnya perkembangan e-commerce di Indonesia. Sejak tahun 2018 hingga 2022, personal care dan kosmetik merupakan top 3 penjualan di marketplace, dengan nilai transaksi mencapai Rp 13.287,4 triliun dan volume transaksi 145,44 juta.
Dewasa ini, pasar kosmetik dan personal care juga digerakkan oleh tren dan kesadaran penggunaan kosmetik berlabel halal, sehingga mendorong munculnya produk dan merek baru yang memadukan bahan-bahan alami sebagai inovasi produk kecantikan.
“Industri kecantikan nasional mempunyai potensi yang sangat luas untuk dikembangkan, mengingat melimpahnya sumber daya alam sebagai bahan baku kosmetik. Selain itu, Indonesia juga memiliki warisan budaya leluhur tentang tanaman berkhasiat sebagai obat dan perawatan tubuh,” ujarnya.
Airlangga menambahkan potensi pasar dalam negeri juga cukup besar dengan meningkatnya jumlah populasi usia produktif sebagai pengguna produk kecantikan. Tumbuh suburnya produk kosmetik lokal bersertifikasi halal juga dapat terus didorong penetrasinya ke negara yang potensial dengan produk kosmetik halal seperti berbagai negara di Timur Tengah dan Afrika.
“Saya berharap industri kosmetik di Indonesia untuk semakin berkembang dan berdaya saing di pasar dalam negeri dan mulai membuka pasar ekspor yang lebih luas. Kami juga berharap bisa berperan serta mendukung penguatan blue economy dengan semakin banyak memanfaatkan bahan baku kosmetik dari perairan Indonesia,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk