Indonesia menjadi rumah bagi bisnis minimarket di Asia Tenggara. Laporan Nielsen’s What’s Next for Southeast Asia menunjukkan, jumlah minimarket di Indonesia mencapai 43.826 toko pada 2017. Dari tahun ke tahun, pertumbuhan ini meningkat sekitar 3,2%.
Menurut Managing Director Nielsen Asia Tenggara Vaughan Ryan, ada sejumlah faktor yang melatarbelakangi hal ini, antara lain pertumbuhan kelas menengah dan kehidupan masyarakat yang kian sibuk. Hal ini dinilai Vaughan menyebabkan jarak dekat dan kenyamanan menjadi begitu penting bagi konsumen.
“Mereka ingin menghabiskan lebih sedikit waktu untuk menjangkau toko terutama di kota-kota besar di mana kemacetan menjadi beban besar,” ujar Vaughan di Jakarta, Rabu (29/05/2019).
Sebagai akibat dari pertumbuhan kelas menengah, jumlah minimarket mencapai lebih dari 40 ribu dengan pertambahan lebih dari 1.000 minimarket setiap tahun.
“Format minimarket ini menyumbang 21% dari nilai penjualan FMCG dan tumbuh 8% pada 2018 (vs total pasar 1%), dengan 75% konsumen berbelanja di format ini dan mengunjunginya rata-rata dua kali seminggu.” kata Wiwy Sasongko, Executive Director, Head of Retailer Vertical Nielsen Indonesia.
Namun, pertumbuhan ini dapat menjadi tantangan baru bagi para pemain. Vaughan menilai, pertumbuhan ini dapat menjadi sulit dipahami jika perusahaan tidak meluangkan waktu untuk memahami kebutuhan dan keinginan konsumen lokal.
“Dengan meningkatnya penetrasi internet dan lebih banyaknya pemaparan terhadap berbagai merek, produk, dan penawaran, konsumen di seluruh wilayah ini menjadi lebih cerdas dan bijaksana dalam keputusan pembelian mereka. Penawaran yang disesuaikan dengan selera lokal dan perilaku pembelian sangat penting untuk meraih sukses,” usul Vaughan.
Editor: Sigit Kurniawan