Electronic City sebagai salah satu ritel elektronik yang telah hadir sejak tahun 2001 menyadari bahwa persaingan di industri ritel amat ketat. Electronic City harus pandai menarik hati konsumen supaya berbelanja produk di gerainya. Untuk itu, Electronic City menerapkan dual-branding strategy melalui dua konsep toko, yaitu Electronic City Store dan Electronic City Outlet untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan memberikan penawaran menarik.
Electronic City Store lebih menyasar konsumen kelas A dan B+. Sedangkan, Electronic City Outlet menyasar konsumen untukkelas B hingga B- . Electronic City Outlet pun memberikan pilihan kepada konsumen pilihan produk-produk yang terjangkau. Kedua konsep ini lahir dari keinginan Electronic City untuk melayani konsumen yang tersebar di berbagai wilayah dengan kelas ekonomi yang berbeda.
“Sampai saat ini, kami memiliki 16 Electronic City Outlet, di antaranya di Cibubur, Pamulang, Depok dan lain-lain. Di Electronic City Outlet kami menghadirkan pilihan produk yang cenderung lebih kecil dibandingkan dengan Electronic City Store. Contohnya, kami tidak menjual TV di atas 50 inchi di Electronic City Outlet,” ujar Fery Wiraatmadja, Commercial & Investor Relations Director Electronic City kepada Marketeers.
Selain membuat dua konsep gerai, Electronic City terus mempelajari apa yang menjadi kebutuhan di masing-masing segmen. Maka, penting bagi Electronic City untuk mengetahui perubahan perilaku konsumen dalam berbelanja. “Kelas menengah bawah masih berpikir harga, harga, dan harga. Tetapi, di tingkat kelas menengah atas, mereka membutuhkan nilai tambahan lain selain harga, misalnya reputasi perusahaan tempat mereka berbelanja, kenyamanan, dan kepastian,” tambahnya.
Menjawab kebutuhan tersebut, Electronic City berusaha memberikan kenyamanan kepada konsumen dengan memberikan nilai tambah, seperti gratis asuransi kebakaran, kebanjiran, petir, bebas charge 3% dari kartu kredit, dan sebagainya. Selain itu, Fery mengatakan bahwa Electronic City baru saja merilis tiga nilai tambah premium untuk konsumen, seperti memberikan pengantaran barang maksimum enam jam saat pemesanan, jaminan perbaikan dalam 24 jam, dan menyediakan kontrak servis dalam setahun.
“Untuk jaminan perbaikan dalam 24 jam, selama masa perbaikan, Electronic City akan memberikan barang pinjaman agar konsumen tetap dapat menikmati kegunaan elektronik itu. Produk yang bisa dipinjamkan, di antaranya AC dan televisi. Untuk dapat menikmati servis premium ini, pelanggan dikenakan biaya tambahan,” pungkas Fery.