Bersaing di tengah persaingan industri periklanan yang semakin kompetitif bukanlah perkara mudah. Kehadiran digital pun mengharuskan perusahaan untuk bisa mengikuti tren tersebut. Bila tidak, perusahaan akan tertinggal jauh dengan kompetitor yang sudah go digital.
“Kami menyelenggarakan kampanye secara terintegrasi, baik offline maupun online. Kampanye sekarang itu off-air namun di-on-air-kan lewat YouTube, Facebook, Twitter, Instagram, hingga TV. Jadi, brand activation pun harus dikaitkan dengan digital,” ujar Presiden Direktur Dwi Sapta Adji Watono kepada Marketeers.
Adji mencontohkan kampanye yang mereka pernah adakan, salah satunya kampanye Energen di lima kota secara bersamaan. “Dulu, mana bisa seperti ini karena tidak ada teknologi. Sekarang, kita bisa melakukan kampanye di lima kota yang langsung disebarkan ke seluruh Indonesia dan dunia,” tambah Adji.
Lebih lanjut Adji mengatakan, pihaknya berupaya untuk membuat suatu kampanye menjadi viral. Caranya adalah dengan mengadakan kegiatan off-air dan on-air. Selain di TV, kampanye harus ada di koran, majalah, dan radio. Selain itu, harus ada kegiatan off-air yang kemudian masuk ke digital.
Kalaupun tidak ada event, maka materi yang ada di TV lah yang masuk ke digital. Dwi Sapta tentunya membedakan penyampaian kampanye di TV, majalah, event, hingga digital. Namun, dari kesemuanya itu terdapat benang merah, yaitu kesamaan pesan.
Editor: Sigit Kurniawan