Jurus Masyarakat Kelas Menangah Hadapi Ketidakpastian Ekonomi Tahun 2025

marketeers article
Ilustrasi krisis keuangan. Sumber gambar: 123rf.

Kondisi perekonomian dunia dan nasional diperkirakan masih tak menentu pada tahun 2025 yang menyebabkan potensi terjadinya krisis. Dana Moneter Internasional (IMF) bahkan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global akan stagnan di kisaran 3,2%.

Achmad Nur Hidayat, Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta menjelaskan ada berbagai macam penyebab ekonomi masih tak menentu seperti di antaranya konflik geopolitik, perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia, dan dampak perubahan iklim semakin memperumit keadaan.

Dia bilang dalam kondisi tersebut, masyarakat kelas menengah yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian nasional paling terdampak dari ketidakpastian ekonomi.

BACA JUGA: Ketidakpastian Ekonomi 2023, Bagaimana Nasib ASEAN?

Pengetatan subsidi energi juga menjadi beban tambahan bagi kelas menengah. Pemerintah mengubah mekanisme subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik menjadi berbasis nomor induk kependudukan (NIK).

Achmad menyebut untuk mengantisipasi kondisi perekonomian yang memburuk, langkah pertama yang dilakukan masyarakat kelas menengah adalah mengatur ulang prioritas pengeluaran. Dalam situasi ini, kebutuhan primer harus menjadi fokus utama, sementara pengeluaran untuk barang konsumsi yang tidak mendesak perlu dikurangi.

BACA JUGA: Hadapi Ketidakpastian Ekonomi, Amazon Terima Pinjaman US$ 8 Miliar

“Membuat anggaran bulanan yang ketat dapat membantu memastikan pengeluaran tidak melebihi pendapatan, sekaligus memberikan ruang untuk menabung,” kata Achmad, Jumat (3/1/2025).

Kedua, masyarakat kelas menengah perlu melakukan diversifikasi sumber pendapatan menjadi solusi penting. Mereka perlu mencari peluang usaha sampingan atau investasi pada aset-aset yang memiliki risiko rendah tetapi memberikan pengembalian yang stabil.

Investasi dalam reksa dana pendapatan tetap atau obligasi pemerintah dapat menjadi pilihan yang aman di tengah ketidakpastian ekonomi. Manfaatkan juga peluang di sektor ekonomi digital, seperti menjadi freelancer atau menjual produk secara online, untuk menambah penghasilan.

Ketiga, meningkatkan literasi keuangan menjadi kunci untuk bertahan di tengah tekanan ekonomi. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pengelolaan keuangan, investasi, dan perlindungan aset, kelas menengah dapat menghindari jebakan utang konsumtif yang hanya akan memperburuk kondisi keuangan mereka pada masa depan.

“Hindari penggunaan kartu kredit atau pinjaman untuk kebutuhan konsumtif, dan prioritaskan tabungan untuk dana darurat,” ujarnya.

Keempat, memanfaatkan kebijakan pemerintah secara bijak. Pastikan data diri terdaftar dengan benar agar dapat mengakses subsidi energi atau bantuan sosial yang tersedia.

Bagi yang memiliki usaha kecil, manfaatkan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga rendah untuk mendukung keberlangsungan usaha. Kerja sama dengan komunitas atau koperasi juga dapat membantu menciptakan jaringan pendukung yang kuat di tengah tantangan ekonomi.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS