Menghadapi masalah ketahanan pangan karena krisis pandemi COVID-19, Kabupaten Ogan Komering Ilir siap menjadi salah satu lumbung pangan nasional. Disampaikan oleh Iskandar selaku Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), daerah OKI memiliki potensi lahan pertanian hingga 129.083 Ha.
“Kita tidak bisa pungkiri Sumatera Selatan adalah lumbung energi dan lumbung pangan. OKI pun akan berfokus pada bidang pangan. Ini dapat menjadi kontribusi kami bagi perekonomian nasional,” ujar Iskandar dalam acara Government Rountable Series COVID-19: NEW, NEXT, POST edisi ke-14 yang digelar oleh MarkPlus Inc., Kamis (30/07/2020).
Namun, terdapat permasalahan-permasalahan yang harus dihadapi seperti kondisi alam Indonesia yang perlu dikelola untuk mengoptimalkan produksi pangan nasional. Selain itu, adapula permasalahan benih yang belum disesuaikan dengan kemampuan lahan maupun cuaca.
Regulasi mengenai pangan juga perlu diperhatikan oleh pemerintah pusat maupun daerah. Salah satunya adalah masalah UPJA (Usaha Pengadaan Jasa) alat mesin pertanian yang perlu ditingkatkan sehingga dapat memaksimalkan hasil lahan pertanian.
“Masalah output atau regulasi bagi petani juga mencakup bagaimana terjadinya alih fungsi lahan dari sawah menjadi perkebunan tanaman keras serta peraturan mengenai penanaman serempak yang akan menjadi fokus Kabupaten OKI,” tambah Iskandar.
Melihat banyaknya permasalah dalam sektor pertanian, pemerintah daerah Kabupaten OKI pun menetapkan tiga peraturan operasional, yaitu intensifikasi pertanian, ekstensifikasi pertanian, serta diversifikasi tanaman.
Penerapan operasional tersebut telah tercermin dari penambahan lahan pertanian di Kabupaten OKI, yang tadinya hanya berjumlah 109 ribu hektar menjadi 129 ribu hektar. Tidak lupa adanya berbagai kanal atau normalisasi sungai dan anak-anak sungai sehingga air dapat mengalir dengan lancara ke lahan-lahan sawah pertanian.
“Untuk diversifikasi tanaman, selain menanam padi saat ini petani di Kabupaten OKI juga telah menanam jagung, kedelai, dan palawija. Dan ini dapat berkontribusi bagi bahan pangan masyarakat daerah kami,” jelas Iskandar.
Editor: Ramadhan Triwijanarko