Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkirakan pertumbuhan industri waralaba atau franchise tahun 2022 bakal menyentuh angka 2,5% hingga 5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Terkendalinya pandemi COVID-19 dan dibukanya kembali aktivitas sosial mendorong pertumbuhan bisnis tersebut.
Levita G Supit, Ketua Komite Tetap Kadin Indonesia bidang Franchise, Lisensi & Networking Marketing mengungkapkan indikator lain akan pertumbuhan industri tersebut tercermin dari masih tingginya konsumsi masyarakat di tengah kondisi krisis ekonomi berkepanjangan. Hal ini pula yang membuat perusahaan waralaba asing juga berbondong-bondong ekspansi ke Indonesia.
“Kami sangat optimistis industri waralaba bisa tumbuh 2,5% hingga 5%. Berdasarkan survei dari beberapa lembaga internasional, Indonesia masih menjadi pasar yang sangat potensial untuk mengembangkan bisnis waralaba,” ujar Levita kepada Marketeers, Jumat (12/8/2022).
Menurutnya, indikator lain bisnis ini bakal tumbuh adalah banyaknya pemain asing yang mulai memperebutkan pangsa pasar di Tanah Air. Sebagian besar pemain asing bergerak pada sektor bisnis food and beverage (F&B).
Tak hanya itu, bisnis waralaba juga dimanfaatkan oleh para pekerja korban pemutusan hubungan kerja (PHK) untuk mendapatkan mata pencaharian baru. Bermodalkan pesangon saat PHK, mereka membuka gerai-gerai untuk menyambung hidup.
“Tiga sektor yang paling banyak diminati masyarakat untuk membuka waralaba yaitu F&B, ritel, dan jasa. Ini seharusnya dapat dimanfaatkan pula oleh masyarakat Indonesia yang memiliki banyak produk baik dari makanan maupun yang lainnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Levita menyebut, saat ini perkembangan waralaba semakin massif. Sebaran gerai-gerainya mulai meluas tidak hanya terkonsentrasi di kota-kota besar. Bahkan, wilayah Indonesia Timur semakin banyak dilirik para pengusaha untuk melakukan ekspansi bisnis.
Berdasarkan catatannya, sebagian besar masyarakat yang tertarik membuka bisnis waralaba pada sektor usaha dengan modal menengah ke bawah. Untuk bisa mendapatkan gerai waralaba, biasanya masyarakat harus menyiapkan dana segar mencapai Rp 50 juta hingga Rp 200 juta.
“Kalau untuk segmen menengah ke atas biasanya butuh modal Rp 200 juta hingga Rp 10 miliar. Bahkan, kalau itu franchise asing harganya bisa sampai Rp 10 miliar hingga Rp 20 miliar,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk