Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkirakan perputaran uang saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 mencapai Rp 80,2 triliun. Hal ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi kuartal IV tahun 2023 yang ditargetkan lebih dari 5%.
Sarman Simanjorang, Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Kadin Indonesia menuturkan, berdasarkan data Kementerian Perhubungan musim liburan Nataru tahun ini akan dirayakan oleh 107 juta orang atau setara dengan 26,7 juta keluarga. Jika diasumsikan seperti pada mudik Idulfitri rata-rata setiap keluarga membelanjakan setidaknya Rp 3 juta.
BACA JUGA: Sambut Libur Nataru, PLN Siapkan 624 SPKLU
“Dengan perputaran uang sebesar tersebut diatas tentu sangat strategis memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian daerah dan nasional,khususnya pertumbuhan ekonomi triwulan IV yang ditargetkan bisa mencapai 5% lebih,” ujar Sarman melalui keterangannya, Rabu (20/12/2023).
Berbagai Sektor yang yang akan menikmati kue perputaran uang selama libur Nataru yakni pariwisata beserta turunannya seperti hotel, motel, villa, apartemen, restoran, cafe, pusat perbelanjaan atau mall, pusat hiburan dan wisata.
Tidak hanya itu, kuliner khas daerah, pusat oleh-oleh dan aneka produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) termasuk warung dan mini market juga menikmati perputaran uang saat Nataru.
Termasuk juga sektor transportasi seperti penerbangan, grab, rental atau travel, bus dan kreta api tidak kalah sektor logistik dan jasa pengiriman karena akan banyak pengiriman bingkisan.
BACA JUGA: Jelang Nataru, BCA Siapkan Uang Tunai Rp 41,1 Triliun
Khusus masyarakat yang merayakan Natal di kampung halaman atau bersama keluarga, tentu tradisi tahunan membeli baju baru, aneka pernak pernik aksesori natal dan belanja kebutuhan makanan dan minuman selama merayakan Natal 2023 akan membuat sektor rite dan took fashion juga kecipratan perputaran uang tersebut.
“Artinya animo masyarakat yang akan melakukan liburan Natal 2023 dan tahun baru 2024 yang mencapai 107 juta memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan daya beli masyarakat atau konsumsi rumah tangga yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Sarman menambahkan, agar perputaran uang selama libur Nataru lebih maksimal sehingga membuat masyarakat tidak ragu dan berpikir banyak untuk membelanjakan uangnya maka pemerintah perlu melakukan pengawasan agar para pengusaha pengelola berbagai jasa tidak menaikkan tarif dan harga secara jor-joran.
Bila perlu dibuatkan surat imbauan atau aturan batas atas seperti harga hote, motel, café, restoran, transpotasi udara, kereta api, rental, pusat wisata, dan warung makanan atau minuman tidak menaikkan harga yang nantinya akan mengurangi niat para warga untuk membelanjakan uangnya.
“Ini sangat penting. Karena, misalnya dengan tarif pesawat dan hotel yang naik berlipat lipat akan dapat mengurangi atau membatalkkan perjalanan liburan akhir tahun. Kemudian agar para pengelola jasa memberikan pelayanan yang berkesan kepada warga yang berlibur maupun yang merayakan Natal dikampung halaman,” pungkasnya.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz