PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI konsisten malakukan brand activation untuk terus meningkatkan awareness. Salah satu kegiatan yang rutin digelar oleh BUMN itu adalah program Traveling by Train.
Ririn Widi Astutik, EVP of Passenger Transport Marketing and Sales KAI mengatakan, program ini merupakan aktivitas promosi soal layanan KAI sekaligus edukasi soal beragam destinasi wisata di Indonesia.
“Kali ini, Traveling by Train digelar di Semarang dengan keberangkatan dari Bandung menggunakan KA Ciremai,” kata Ririn dikutip dari website Kementerian BUMN, Rabu (20/12/2023).
Program tahunan KAI yang mengajak masyarakat untuk menikmati perjalanan menuju destinasi wisata menggunakan kereta api kali ini juga melibatkan influencer. Diharapkan, strategi influencer marketing yang diterapkan ini mampu memberikan dampak positif baik bagi merek KAI sekaligus bagi sejumlah destinasi wisata yang dikunjungi.
BACA JUGA: Strategi KCIC Jadikan Stasiun Whoosh Sebagai Pusat Destinasi
“Melalui program Traveling by Train, perusahaan ingin mempromosikan layanan kereta api yang merupakan transportasi massal yang bebas macet, nyaman, dan aman. Kegiatan ini juga dikemas untuk dapat membantu mempromosikan obyek-obyek wisata yang menjadi destinasi di tiap kota yang menjadi agenda Traveling by Train,” ujarnya.
Strategi ini pun dianggap menjadi strategi jitu mengingat strategi ini didasari oleh komposisi penumpang kereta api. Menurutnya, saat ini, penumpang layanan KAI berusia muda cukup mendominasi dengan presentasi 40% milenial, 40% gen Z, dan 5-7% generasi alpha.
Traveling by Train yang digelar selama tiga hari, menghadirkan kegiatan utama berupa mini talkshow di kereta untuk mengenalkan lebih jauh lagi soal layanan-layanan terkini dari perusahaan.
BACA JUGA: Fokus Adaptasi dan Inovasi, Pendapatan KAI Berhasil Meroket
Selanjutnya, para peserta diajak untuk berwisata di Kota Lama, Semarang dengan mengunjungi Museum Kota Lama, Kampung Batik, Toko Oen, Gereja Blenduk dan Semarang Contemporary Art Gallery. Selain itu, peserta juga diajak menjelajahi sejarah perkeretaapian di Indonesia dengan mengunjungi Museum Kereta Api Ambarawa dan Gedung Lawang Sewu.
Menurutnya, Museum Kereta Api Ambarawa merupakan salah satu milestone penting bagi KAI. Mengingat, museum itu awalnya adalah sebuah stasiun kereta yang bernama Stasiun Willem I.
Stasiun tersebut dibangun oleh Nedherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) yang diresmikan pada tanggal 21 Mei 1873. Stasiun itu menjadi infrastruktur utama dalam relasi Kedungjati-Ambarawa.
BACA JUGA: Tingkatkan Layanan, KAI Hadirkan Kereta Makan Bernuansa Suite Class
Sedangkan Lawang Sewu adalah gedung bersejarah milik KAI yang awalnya digunakan sebagai Kantor Pusat perusahaan kereta api swasta Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM).
Dengan rangkaian kegiatan ini, maka masyarakat akan semakin mendapat asupan informasi terkait destinasi wisata yang bisa dijangkau jika melakukan perjalanan luar kota menggunakan kereta api.
“Harapannya, masyarakat semakin banyak yang menggunakan jasa KAI dalam bertransportasi. Apalagi menjelang momen liburan Natal dan Tahun Baru, dimana seluruh insan KAI semangat dalam melayani melalui kemudahan dan inovasi produk,” ujarnya.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz