Kaizen menjadi konsep yang populer dalam dunia bisnis. Kaizen adalah konsep yang merujuk pada perbaikan yang berkelanjutan secara terus-menerus demi tercapainya kondisi paling ideal.
Konsep Kaizen yang dikenal saat ini berawal dari masa Perang Dunia II sebagai pencegahan risiko berbagai kerusakan. Hingga saat ini, konsep ini dikenal sebagai strategi sukses bersaing dan menjadi pilar yang paling esensial bagi strategi organisasi dalam jangka panjang.
Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Kaizen? Bagaimana kelebihan dan kekurangannya? Dan bagaimana penerapannya? Simak penjelasannya pada artikel berikut ini.
Apa yang dimaksud dengan Kaizen?
Kaizen merupakan gabungan dari dua kata, yaitu Kai yang berarti ‘perubahan’ dan Zen berarti ‘perbaikan’. Menurut Investopedia, Kaizen merupakan istilah bahasa Jepang yang berarti perubahan menjadi lebih baik atau perbaikan secara terus menerus.
Sedangkan menurut TechTarget, Kaizen adalah pendekatan untuk menciptakan perbaikan terus menerus berdasarkan gagasan bahwa perubahan positif yang kecil dan berkelanjutan dapat menghasilkan perbaikan yang signifikan.
Metode ini menjadi sebuah filosofi bisnis Jepang yang berkaitan dengan proses peningkatan operasi dengan melibatkan semua karyawan. Output yang dikejar dari adalah peningkatan produktivitas melalui proses yang bertahap.
Umumnya, penerapan konsep ini membangun lingkungan kerja yang lebih efisien dan efektif melalui keterlibatan karyawan dan suasana tim yang suportif. Dengan begitu, pekerjaan menjadi lebih memuaskan, tidak melelahkan, dan minim risiko.
Penerapan Kaizen banyak dilakukan oleh sektor manufaktur dalam menurunkan kecacatan produk, pemborosan biaya, peningkatan produktivitas, mendorong pencapaian target karyawan, dan menghasilkan inovasi.
Saat ini, metode Kaizen telah diadopsi oleh berbagai bidang bisnis mulai dari tingkatan tertinggi hingga level individu, salah satunya oleh Toyota.
BACA JUGA: Green Business: Kejar Keseimbangan dalam Profit, People, dan Planet
Kelebihan dari penerapan Kaizen
Sebagai sebuah metode yang sudah diterapkan oleh berbagai jenis perusahaan, konsep ini menawarkan berbagai kelebihan bagi sebuah bisnis.
1. Perubahan secara bertahap yang jauh lebih mudah untuk mendapatkan penerimaan.
2. Berfokus pada pengawasan sehingga meminimalisasi risiko kesalahan dan pemborosan.
3. Jika risiko kesalahan sedikit, maka dalam jangka panjang kebutuhan akan pengawasan dan inspeksi dapat diminimalkan.
4. Mendorong karyawan untuk berfokus pada tujuan dan nilai yang ingin dicapai, sehingga karyawan menjadi lebih engage dengan perusahaan.
5. Karyawan yang bahagia akan meningkatkan produktivitas kinerja tim.
6. Perusahaan menjadi lebih sadar akan kebutuhan pelanggan sehingga kualitas produk dan layanan meningkat.
7. Perbaikan sistem yang cocok untuk jangka pendek dan jangka panjang.
5 Prinsip dan 5s Framework dalam Kaizen
Kaizen memiliki lima prinsip fundamental, yaitu:
– Know your customer dengan menciptakan customer value.
– Let it flow menargetkan pada eliminasi sampah atau zero waste.
– Go to Gemba dengan mulai melakukan tindakan untuk menciptakan value.
– Empower people bermakna mendorong tim untuk mencapai tujuan bersama.
– Be transparent merujuk pada penggunaan real data dalam melakukan perbaikan.
BACA JUGA: Sustainable Business: Peran Pelaku Bisnis dalam Mewujudkan SDGs
Kaizen 5s Framework berfokus pada penciptaan tatanan visual organisasi, kebersihan, dan standarisasi untuk meningkatkan profitabilitas, efisiensi, layanan, dan keamanan. Berikut penjelasan mengenai framework 5s.
– Seiri (mengatur), yaitu pemisahan beberapa item yang diperlukan dan tidak dibutuhkan.
– Seiton (menciptakan keteraturan), yaitu mengatur item agar dapat diakses dengan mudah sehingga teratur.
– Seiso (kebersihan), yaitu menjaga kebersihan dan kerapian ruang kerja.
– Seiketsu (standarisasi), yaitu membangun sistematisasi terstandar di lingkungan kerja.
– Shitsuke (disiplin), yaitu melakukannya secara terus-menerus.
Contoh Penerapan Kaizen dalam Perbaikan Berkelanjutan
Selain Toyota, berikut beberapa perusahaan yang juga telah berhasil dalam menerapkan perbaikan berkelanjutan.
Ford Motor Company
Pada tahun 2006, Alan Mulally, CEO Ford memperbaiki perusahaan yang sedang dalam masa kebangkrutan. Kondisi tersebut mendorong Mulally dalam menerapkan Kaizen untuk kembali mengembangkan perusahaan. Ford menggunakan konsep ini untuk mengefisiensi waktu dalam proses manufaktur.
Lockheed Martin
Perusahaan aerospace ini adalah salah satu perusahaan yang sangat mendorong konsep Kaizen. Lockheed Martin berhasil menggunakan konsep perbaikan berkelanjutan untuk mengurangi biaya produksi, persediaan, dan waktu pengiriman.
Pixar Animation Studios
Pixar menerapkan perbaikan berkelanjutan untuk mengurangi berbagai risiko kegagalan yang berbiaya mahal. Pixar melakukan pengawasan quality control yang disiplin dan proses iteratif.
BACA JUGA: Bangun Interaksi Hangat Manusia dan Teknologi melalui Digital Culture
Demikanlah penjelasan lengkap mengenai konsep Kaizen, kelebihan, prinsip, dan dan contoh penerapannya dalam bisnis. Kaizen tidak hanya bisa dilakukan oleh perusahaan besar, tetapi juga bagi bisnis skala kecil.
Konsep ini berfokus pada pemberlakuan perbaikan secara terus menerus yang harapannya dapat berdampak jauh lebih besar dalam jangka panjang, terutama bagi profitabilitas perusahaan.
Dengan begitu, Kaizen dapat membantu Anda untuk meminimalkan risiko kesalahan, pengurangan biaya berlebih, mengefisiensikan dan mengefektifkan operasional perusahaan.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz