Kalodata: Social Commerce di Indonesia Sedang Bertumbuh

marketeers article
Kalodata: Social Commerce di Indonesia tengah bertumbuh (Foto: Kalodata)

Social commerce di Indonesia terus bertumbuh. Bahkan, menurut hasil riset Suara UKM Negeri Vol 4 menyebutkan bahwa kapasitas social commerce dinilai lebih besar ketimbang marketplace.

Riset menunjukkan, 48% seller mengatakan bahwa social commerce dapat menyediakan lebih banyak pelanggan potensial yang dapat ditargetkan.

Social commerce yang bersifat social-first ini memiliki karakteristik unsur sosial. Dari sini, jumlah pengikut dan konten yang dihadirkan menjadi unsur utama untuk membangun database pelanggan.

Potensi besar juga terlihat dari gelaran Kalodata Indonesia Social Commerce Conference (KISCC) 2024 yang digelar Kalodata, platform analisa data untuk social commerce.

BACA JUGA: Modal Akuisisi, Jalan Berliku TikTok di Social Commerce

Diklaim sebagai konferensi social commerce pertama di Indonesia ini, menjadi platform edukasi teknis social commerce dengan analisis data algoritma untuk meraih hasil maksimal di TikTok Shop.

KISCC 2024 menjadi wadah bagi para pelaku industri untuk berbagi wawasan, strategi, dan tren terkini dalam menghadapi dinamika social commerce yang terus berkembang.

“Kehadiran lebih dari 1.000 pelaku social commerce menunjukkan antusiasme dan semangat untuk mengembangkan bisnis di era social commerce,” papar Lawrence Guo, Co-founder dan COO Kalodata dalam laporannya, Senin (30/9/2024).

BACA JUGA: Riset Suara UKM Negeri: Social Commerce Lebih Besar dari Marketplace

Lawrence menambahkan bahwa KISCC 2024 ditujukan untuk memberikan edukasi dan wawasan bagi para pelaku social commerce agar dapat meningkatkan performa TikTok Shop mereka secara signifikan.

“Kami berharap kegiatan ini dapat berkontribusi pada pertumbuhan social commerce di Indonesia,” ujar Lawrence.

Lawrence juga melaporkan, saat ini total pengguna di Indonesia mencapai 300 ribu. Jumlah ini dicapai dalam waktu dua tahun sejak launching pertama kali di Indonesia.

“⁠Potensi pertumbuhan pengguna Kalodata di Indonesia hingga 2 kali lipat pada tahun 2025 sangat mungkin terjadi, mengikuti beberapa faktor, meliputi peningkatan penetrasi internet, pertumbuhan UMKM dan bisnis online, serta semakin meningkatnya kesadaran pelaku e-commerce akan pentingnya data untuk membuat keputusan yang lebih baik,” imbuh Lawrence.

Hadir sejak Juli 2022, platform analisa data e-commerce ini didirikan oleh para ekspertis dari perusahaan e-commerce, seperti ByteDance, TikTok, Alibaba, Taobao, dan Lazada,

Dengan lebih dari satu juta pengguna di seluruh dunia, Kalodata beroperasi di Indonesia, Amerika Serikat, Tiongkok, Inggris, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Thailand.

Related

award
SPSAwArDS