Kampanye Daewoong Pharmaceutical Bendung Tren Quiet Quitting Pekerja Gen Z
Beban kerja yang berat, jam kerja yang panjang, serta kurangnya apresiasi yang dialami para karyawan mengakibatkan munculnya tren baru pada pertengahan tahun 2021 di kalangan milenial dan Gen Z yang disebut dengan “Quiet Quitting.” Mengantisipasi terjadinya tren tersebut, Grup perawatan kesehatan global asal Korea Selatan Daewoong Pharmaceutical tengah mempromosikan kampanyenya yang bertajuk Great Place to Work.
Perusahaan percaya, pertumbuhan karyawan dapat diterjemahkan ke dalam pertumbuhan perusahaan. Dan, berdasarkan prinsip manajemen, perusahaan dapat tumbuh seiring pertumbuhan karyawannya.
Tren ini sebenarnya tidak mengacu pada resign, melainkan hanya melakukan pekerjaan berdasarkan deskripsi pekerjaan dan tidak lebih. Fenomena ini pada awalnya tampak tidak bermasalah, tetapi merusak keunggulan kompetitif seluruh organisasi. Sebab itu, memenuhi tuntutan karyawan dalam menyediakan lingkungan kerja yang mereka inginkan, akan menjadi solusi terbaik.
BACA JUGA: Bidik Penderita GERD, Daewoong Pharmaceutical Rilis Obat Fexuprazan
Untuk mewujudkannya, kampanye Great Place to Work dikerahkan untuk terus mendorong para pekerjanya agar selalu bersemangat dan berkembang sambil menghadapi tuntutan talenta masa depan mereka.
Memasuki dunia kerja, lembaga penelitian yang berafiliasi dengan Stanford menggambarkan Gen Z sebagai tipikal seorang pengemudi mandiri yang sangat peduli pada orang lain, berjuang untuk komunitas yang beragam, sangat kolaboratif dan sosial, menghargai fleksibilitas, relevansi , keaslian, dan kepemimpinan non-hierarkis.
BACA JUGA: Kampanye Daewoong Jembatani Komunikasi Penyandang Disabilitas
Selaras dengan karakteristik Gen Z tersebut, IDN Research Institute, dalam Indonesia Gen Z Report 2022, memaparkan bahwa 2 dari 3 Gen Z diketahui mempertimbangkan jalur karier mereka di industri sebagai faktor penting sebelum memilih karier kerja. Di sisi lain, mereka mempertimbangkan lingkungan kerja; tugas pekerjaan yang menarik, lamanya jam kerja, lokasi kerja, dan lingkungan kerja.
Dengan demikian, karakteristik Gen Z ini mungkin menjadi faktor besar bagi mereka untuk bergabung dengan tren “Quiet Quitting” jika tempat kerja tidak memenuhi ekspektasi mereka. Lebih lanjut, sebuah studi dari Forrester menyebutkan bahwa pada tahun 2030, 74% pekerja aktif akan terdiri dari generasi milenial dan Gen Z. Maka, perusahaan membutuhkan strategi untuk melawan apa yang disebut tren ini, untuk memotivasi kembali karyawannya agar lebih berinisiatif, inovatif, dan produktif.