Kampanye Danone-AQUA Dukung Pengurangan Sampah Plastik di Laut
Sampah plastik masih menjadi tantangan besar bagi masyarakat Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat dari 68,5 juta ton limbah sebanyak 11,6 juta ton adalah sampah plastik (2021). Untuk itu, sejak tahun 2017 Pemerintah Indonesia telah menetapkan target untuk menekan sampah plastik dilautan hingga 70% di tahun 2025. Program ini pun menarik perhatian Danone-AQUA melalui kampanye pengurangan sampah plastik.
Novrizal Tahar, Direktur Pengelolaan Sampah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK RI, menekankan mengenai pentingnya komitmen seluruh pihak di ekosistem pengelolaan sampah dalam mengakselerasi implementasi ekonomi sirkular. Hal ini disampaikannya di dalam rangkaian acara Road to G20: “Beating Plastic Pollution from Source to Sea” yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI bersama dengan National Plastic Action Partnership (NPAP).
“Tanggung jawab seluruh pemangku kepentingan yang diterapkan secara efektif dan sejalan dengan model ekonomi sirkular merupakan strategi yang diharapkan dapat memberikan perubahan berarti dalam mengurangi sampah plastic. Upaya ini juga dapat meningkatkan kualitas penanganan sampah dan daur ulang di Indonesia, hingga akhirnya mengurangi sampah plastik sampai di laut,” ujar Novrizal dalam laporannya.
Lebih dari itu, dibutuhkan tindakan prioritas di seluruh ekosistem pengelolaan sampah termasuk pengurangan penggunaan plastik, inovasi kemasan, serta pemulihan, daur ulang, dan pengumpulannya sesuai dengan Peraturan Menteri LHK No.75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah.
BACA JUGA: Manfaatkan Reserve Vending Machine untuk Kelola Sampah Plastik
Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian RI Ignatius Warsito menekankan pentingnya peran produsen dalam mendukung praktik ekonomi sirkular dan mengurangi potensi timbulan sampah.
“Kami sangat mengapresiasi para produsen yang telah memberikan respons positif terhadap Peraturan Menteri LHK No.75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah. Danone-AQUA merupakan salah satu produsen yang aktif melakukan kolaborasi multipihak untuk mendukung terciptanya pengelolaan sampah,” terang Warsito.
Salah satu upaya yang dilakukan perusahaan adalah adanya fasilitas yang dikunjungi oleh para undangan di pre-event Road to G20, yakni Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Samtaku Jimbaran. TPST ini merupakan contoh nyata peran penting produsen untuk mengakselerasi pengembangan infrastruktur pengelolaan sampah di Indonesia.
Untuk mendukung Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut (2019-2025), Kementerian Perindustrian terus mendorong kolaborasi antara industri FMCG dan industri daur ulang untuk menerapkan ekonomi sirkular baik dari sisi fasilitasi insentif, business matching antarstakeholder terkait. Kementerian juga melakukan penyusunan standar sehingga diharapkan dengan adanya aksi bersama ini dapat memberikan dampak pada pengurangan sampah plastik.
Sejalan dengan hal tersebut, Vera Galuh Sugijanto, Vice President General Secretary Danone Indonesia mengatakan bahwa kampanye Danone-AQUA mendukung penuh pemerintah dalam mengurangi sampah plastik di laut.
“Kami menyadari kompleksitas pengelolaan sampah plastik yang hanya dapat diselesaikan jika semua pihak memberikan kontribusi yang nyata dan kuat. Sebab itu, diperlukan pendekatan multi-stakeholder dalam implementasi Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh KLHK,“ ujar Vera.
BACA JUGA: Danone-AQUA Kampanyekan Penggunaan Galon Guna Ulang
Sejak tahun 2018, melalui Gerakan #BijakBerplastik, Danone-AQUA telah mendukung target pemerintah dalam mengelola dan menekan jumlah sampah plastik yang berakhir di lautan melalui tiga fokus utama. Tiga fokus utama tersebut, meliputi pengembangkan infrastruktur pengumpulan sampah, edukasi terhadap konsumen dan masyarakat, serta inovasi kemasan produk.
“Kami berkomitmen untuk mengumpulkan lebih banyak sampah plastik daripada yang kami gunakan pada tahun 2025. Kami juga memperluas jaringan edukasi di sekolah-sekolah untuk mencapai lima juta anak dan lebih dari 100 juta konsumen hingga 2025,“ lanjut Vera.
Vera melanjutkan, perusahaan juga menggunakan kemasan yang 100% dapat didaur ulang, dapat digunakan kembali ataupun dapat dikomposkan, dan meningkatkan proporsi daur ulang hingga 50% untuk kemasan botol plastik Aqua.
“Untuk mengurangi potensi timbulan sampah, kami juga menggunakan kemasan Galon Guna Ulang yang telah kami gunakan sejak tahun 1983 dengan terus menjaga kualitasnya. Melalui model bisnis guna ulang ini, saat ini 70% bisnis kami telah sepenuhnya sirkular sesuai dengan visi pemerintah dalam mengakselerasi implementasi ekonomi sirkular,“ pungkas Vera.