HOYA Vision Care, perusahaan produsen lensa asal Jepang membangun kesadaran akan kesehatan mata sejak usia dini. Komunikasi ini dihadirkan melalui program MiYOSMART Goes to School di An Nahl Islamic School, Kabupaten Bogor.
Lebih dari 300 peserta didik dari 20 kelas SD hingga SMP di sekolah tersebut mendapatkan pemeriksaan mata gratis.
Dalam hal ini, HOYA Vision Care berkolaborasi dengan VIO Optical Clinic, Vision Therapy yang fokus pada layanan Myopia Control Management dan Low Vision.
Managing Director HOYA Lens Indonesia Dodi Rukminto menjelaskan bahwa MiYOSMART Goes to School dirancang untuk mendeteksi gangguan refraksi atau kesulitan melihat pada anak usia sekolah.
BACA JUGA: HOYA Bangun Komunikasi Lensa Terapi Myopia ke Dokter Spesialis
Menurutnya, banyak anak saat ini menunjukkan gejala gangguan refraksi, terutama myopia, yang dapat mengganggu proses belajar di sekolah.
“Gejala seperti memicingkan mata, mendekati objek untuk melihat dengan jelas, atau mata lelah sering muncul pada anak-anak yang mengalami myopia,” kata Dodi dalam keterangan tertulis, Senin (29/1/2024).
Di sisi lain, program ini juga menyisipkan edukasi untuk orang tua mengenai opsi kontrol myopia atau manajemen myopia.
Dodi menekankan pentingnya kesadaran orang tua terhadap kondisi mata anak dan peran deteksi dini dalam mencegah masalah mata yang lebih serius.
BACA JUGA: Dukung Aktivitas Digital, Hoya Hadirkan Lensa Ultra-Premium Hoyalux iD MySelf
“Salah satu inovasi terkini dalam manajemen myopia adalah lensa kacamata terapi MiYOSMART, yang dapat menahan pertumbuhan minus pada anak,” ujar Dodi.
Sementara itu, Marketing Assistant Manager HOYA Lens Indonesia Nihla Azkiya, menambahkan setelah pemeriksaan mata gratis surat rekomendasi hasil deteksi dini akan diserahkan kepada orang tua agar dapat mengambil tindakan preventif jika diperlukan.
Nihla berharap kegiatan MiYOSMART Goes to School dapat meningkatkan kesadaran orang tua terhadap kesehatan mata anak dan mendukung perkembangan akademis mereka.
Dari hasil pemeriksaan, lebih dari 60% peserta didik terdeteksi mengalami gangguan refraksi, di antaranya lebih dari 70% adalah myopia atau rabun jauh. Dan, lebih dari 50% anak dengan gangguan refraksi belum mendapatkan koreksi atau penggunaan kacamata.
“Program MiYOSMART Goes to School akan terus berlanjut ke sekolah-sekolah lainnya untuk memberikan manfaat terutama dalam deteksi dini gangguan refraksi pada anak-anak,” tutup Nihla.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz