Sebagai perusahaan Integrated Marketing Communications (IMC), Dwi Sapta paham betul bila sekarang target audiensnya sangat tersegmentasi. Kendati demikian, keberadaan teknologi dan riset membantu memecahkan masalah ini.
Dengan memanfaatkan kedua hal tersebut, Dwi Sapta mengaku lebih mudah menargetkan audiens mereka sehingga kampanye yang dihadirkan lebih efektif dan efisien.
“Pengelolaan kampanye memang harus disesuaikan dengan target audiens. Misalnya, suatu merek yang menyasar umur 45 tahun. Tentu, Dwi Sapta tidak menyarankan menggunakan YouTube dan digital,” kata Presiden Direktur Dwi Sapta Adji Watono kepada Marketeers.
Adji menambahkan, orang-orang tua biasanya menonton drama India. Selain itu, drama Turki masih menjadi tayangan favorit untuk penonton usia 35 tahun ke atas. Orang Indonesia tertarik dengan pemeran Turki yang rupawan. Hal ini tidak hanya berlaku untuk sinetron Turki, orang Indonesia pun menyukai sinetron asal Indonesia yang pemerannya memiliki wajah menawan.
“Untuk sinetron Indonesia, sekarang, Anak Jalanan mendapatkan rating yang tinggi,” katanya.
Adji sadar, untuk mendukung agar kampanye semakin efektif, pihaknya harus benar-benar memilih target audiens yang tepat. Baginya, selain melihat Socioeconomic Status (SES), Dwi Sapta juga menargetkan audiens dengan usia.
Selanjutnya, Dwi Sapta harus mampu melihat tren dan kebiasaan mereka. Contohnya, dalam hal tontonan yang disebut tadi. Tujuannya satu, yaitu agar kampanye marketing yang dilakukan tepat sasaran.
Editor: Sigit Kurniawan