Kebutuhan terhadap talenta siap kerja tidak lagi bisa diabaikan. Terlebih lagi di tengah berbagai disrupsi yang salah satunya hadir dari teknologi. Beradaptasi jadi cara terbaik agar para siswa yang nantinya akan turun ke dunia kerja tidak tertinggal dan mampu memenuhi kebutuhan dari industri.
“Ini merupakan tantangan besar bagi kita, terutama perguruan tinggi karena perguruan tinggi sendiri merupakan tempat untuk melahirkan talenta masa depan dan penunjang pengembangan teknologi di masa depan. Harus ada perubahan cepat supaya kita tidak menjadi fosil,” tutur Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan & Kebudayaan Republik Indonesia Nizam.
Berdasarkan riset dari McKinsey, hingga tahun 2030 sekitar 23 juta pekerjaan ke depannya berpeluang digantikan dengan teknologi otomatis. Kendati demikian, potensi hadirnya pekerjaan baru juga ikut meningkat. Diperkirakan 27-46 juta pekerjaan baru bakal hadir. Sebab itu, tantangan yang dihadapi perguruan tinggi saat ini adalah menyiapkan lulusan yang adaptif, agile, berjiwa entrepreneur, complex problem solver, mengenal digital, serta multi disciplinary.
“Indonesia ini sangatlah beragam dan memiliki potensi yang melimpah. Karena, DNA kita adalah kreativitas dan harus dimanfaatkan di tengah perubahan yang ada saat ini,” jelas Nizam.
Melihat potensi yang ada, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Makarim pun memperkenalkan kebijakan Kampus Merdeka. Kebijakan ini sendiri merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel, sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, juga menyesuaikan kebutuhan mahasiswa.
Di dalamnya, terdapat program utama, di antaranya kemudahan pembukaan program studi baru, perubahan sistem akreditasi perguruan tinggi, kemudahan perguruan tinggi negeri (PTN) menjadi PTN berbadan hukum, dan hak belajar tiga semester di luar program studi. Mahasiswa diberikan kebebasan mengambil SKS di luar program studi, tiga semester yang dimaksud berupa satu semester kesempatan mengambil mata kuliah di luar program studi dan dua semester melaksanakan aktivitas pembelajaran di luar perguruan tinggi.
“Dengan program ini kami berharap bisa menghasilkan lulusan yang lebih siap kerja. Lulusan ini diharapkan lebih siap dari segi soft skill maupun life skill untuk masuk ke dunia kerja. Jejaring dan portofolio mereka juga akan lebih siap dengan Kampus Merdeka ini,” ungkap Nizam.
Editor: Eko Adiwaluyo