Cina menjadi salah satu negara paling populer sebagai supplier bahan baku yang diimpor secara massal oleh pengusaha di Indonesia. Dari sini, transaksi pengiriman uang dari Indonesia ke Cina ikut meningkat pada beberapa tahun terakhir.
Selain harga murah, keunggulan kualitas produk Cina kian dipercaya. Bahkan, pada tahun 2022 -mengutip dari Stratsea-, total nilai impor Indonesia dari Cina mencapai US$ 50,67 miliar.
“Berdasarkan feedback yang kami terima dari para pelanggan Topremit, banyak vendor supplier di Cina yang tidak menerima pembayaran dalam mata uang Yuan, dan lebih memilih agar pembayaran diselesaikan dalam kurs US Dollar,” ujar Henry Wirawan, CMO sekaligus Co-founder Topremit dalam laporannya.
BACA JUGA: Produsen Smartphone Cina Ramai-Ramai Incar Pasar Premium
Di sisi lain, ada persoalan biaya pengiriman uang dari Indonesia ke Cina yang tidak murah. Dari sini, Henry melihat adanya celah pasar yang perlu dioptimalkan. Topremit pun menghadirkan layanan pengiriman dana dalam mata uang US Dollar. Perusahaan juga biaya yang relatif murah jika dibandingkan dengan layanan lain yang menyediakan jenis pengiriman serupa, yakni sebesar Rp 285.000 per transaksi dan bersifat flat (tidak naik walaupun nominal dana bertambah).
BACA JUGA: Posisi Topremit Kian Kuat di Pasar Remitansi Tanah Air
“Kurs yang kami tawarkan juga kompetitif dibandingkan dengan harga pasar valuta asing, sehingga para pebisnis bisa semakin mudah bertransaksi dengan biaya yang efektif,” kata Henry.
Memulai bisnis remitansi secara konvensional pada tahun 2009, Topremit telah melayani lebih dari 170.000 pengguna untuk mengirimkan uang ke berbagai negara di dunia. Topremit kini melayani pengiriman uang ke hampir 70 pilihan negara setelah menambahkan Uni Emirat Arab dan Mesir baru-baru ini.
Ke depannya, perusahaan berencana membawa banyak layanan baru yang serupa untuk memudahkan pebisnis mengirimkan pembayaran dalam mata uang US Dollar ke berbagai negara yang ada di dunia.