Ada banyak hal yang mesti dipertimbangkan saat memilih pasangan, salah satunya adalah karakter. Konon, menjalin hubungan dengan orang yang memiliki karakter serupa dengan Anda bisa bertahan lama alias langgeng.
Keyakinan yang demikian tidak sepenuhnya salah. Tanpa disadari, manusia memang punya kecenderungan untuk memilih pasangan yang memiliki kesamaan sifat dan persamaan lain. Hal ini dikenal sebagai matching hypothesis.
Lebih tepatnya, matching hypotesis bermakna bahwa seseorang cenderung mencari tambatan hati yang level menariknya mirip dengan mereka. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam jurnal Similarity in Relationships as Niche Construction: Choice, Stability, and Influence Within Dyads in a Free Choice Environment (2017).
BACA JUGA: Ramai Isu Perselingkuhan, Benarkah Ada Kaitannya dengan Kecerdasan?
Dosen Psikologi dari Wellesley College, Angela Bahns, adalah sosok yang memimpin penelitian tersebut. Bersama dengan tim lain dari University of Kansas, ia melangsungkan riset dengan melibatkan 1.500 pasangan.
Hasilnya, rata-rata pasangan tersebut justru punya prinsip dan pandangan hidup yang sejalan. Bahns dan timnya berargumen, ketika mencari pasangan, seseorang mencari kemiripan pada calon yang dirasa cocok, bukan perbedaan yang selama ini dikenal sebagai ‘opposite attract.’
Hal itu, sambung Bahns, dikarenakan manusia memang akan lebih mudah ‘nyambung’ dan bergaul dengan orang-orang yang cara berpikirnya sama. Di sisi lain, manusia justru cenderung menjauhi mereka yang tidak menganut prinsip serupa.
Bahns dkk bukanlah satu-satunya yang meneliti antitesis teori ‘opposites attract.’ Hudson dan Fraley dalam Volitional personality trait change: Can people choose to change their personality traits? (2015) juga meneliti hal serupa.
BACA JUGA: Viral Selingkuh Berdalih “Masih Mending”, Pertanda Guilt Tripping?
Keduanya meriset soal benarkah pasangan yang berbeda karakter lebih bahagia dan langgeng, atau sebaliknya. Hasilnya, pasangan yang sama-sama agreeableness (mudah setuju) dan punya emotional stability (tenang, percaya diri) lebih bahagia menjalani hubungan.
Terlepas dari kesamaan karakter, langgeng atau tidaknya suatu hubungan sejatinya tergantung pada komitmen masing-masing individu. Hal yang paling menentukan adalah toleransi serta usaha untuk sama-sama menjembatani perbedaan.
Saling memahami dan mengerti satu sama lain adalah sebuah kunci awetnya asmara. Lantas, bagaimana dengan Anda dan si ‘dia’?
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz