Karier Marketing Makin Diminati: Peluang Besar untuk Lulusan Manajemen Komunikasi
Karier di bidang pemasaran atau marketing diproyeksikan tumbuh sebesar 10% pada tahun 2020-2030, menurut laporan Occupational Outlook Handbook yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat. Pertumbuhan ini didorong oleh pesatnya inovasi teknologi yang membuat dunia pemasaran semakin kompleks, sehingga hampir semua bisnis memerlukan strategi pemasaran yang kuat.
Tren ini pun memberikan peluang besar bagi lulusan marketing communication di pasar kerja. Program Studi Manajemen Komunikasi (S1) Universitas Padjadjaran, yang fokus pada corporate and marketing communication, mempersiapkan lulusannya untuk memenuhi kebutuhan ini. Ditambah, program ini adalah satu-satunya yang ditawarkan oleh PTN di Indonesia.
Dengan memfokuskan kajiannya pada corporate and marketing communication, program studi ini banyak mencetak lulusan yang berkarier di berbagai perusahaan terkemuka di Indonesia, seperti Tokopedia, Shopee, Ruangguru, Unilever, dan Nestle. Hal ini menunjukkan daya saing tinggi dan kemampuan lulusan program studi ini untuk memenuhi kebutuhan komunikasi pemasaran yang adaptif.
BACA JUGA Mayoritas Gen Z dan Milenial RI Tak Yakin akan Masa Depan Karier
Sebagai salah satu program studi yang menghasilkan lulusan di bidang marketing communication, Manajemen Komunikasi juga menawarkan keahlian bagi lulusannya untuk dapat mengelola komunikasi dari mulai perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi.
Dr. Meria Octavianti, S.Sos., M.I.Kom., CT. selaku Dosen Perencanaan Komunikasi di Manajemen Komunikasi mengatakan bahwa secara spesifik, keunggulannya terletak pada perancangan strategi pesan dan strategi media berdasarkan riset untuk kebutuhan pemasaran.
“Perbedaannya terletak pada strategi media dan strategi pesan. Kita itu mengelaborasi berbagai data pemasaran untuk bisa membuat strategi pesan yang jitu dengan media yang tepat biar sampai ke konsumen,” ucap Meria, dikutip dari keterangan resminya.
Keunggulan ini menjadi pembeda karena tidak hanya kemampuan teknis komunikasi yang diandalkan, tetapi juga dapat mengoptimalkan analisis data untuk menciptakan pendekatan yang relevan bagi konsumen dalam mengenal produk, jasa, atau identitas merek.
Aspek lainnya ang ditekankan oleh program studi ini yakni mengenai pemahaman yang komprehensif terhadap calon konsumen, kompetitor, produk, dan harga. Pemahaman ini digunakan sebagai dasar dalam menyusun daya tarik pesan dan menentukan media yang paling efektif dalam menyampaikannya, berdasarkan preferensi konsumen.
Dengan memadukan pendekatan manajemen dan komunikasi, program studi ini memberikan keuntungan bagi lulusannya untuk dapat belajar multidisipliner yang dapat memperkaya wawasannya.
Keunggulan dari Manajemen Komunikasi berakar dari budaya akademik yang terinternalisasi dalam proses belajar mahasiswa. Mahasiswa Manajemen Komunikasi diajarkan untuk memegang teguh prinsip based on data.
BACA JUGA Merasa Kehilangan Arah dalam Karier? Coba Lakukan 5 Ini
“Kemampuan membaca data bukan hanya didapat melalui mata kuliah. Bagi mahasiswa Manajemen Komunikasi, organisasi menjadi laboratorium nyata untuk mengasah keterampilan tersebut,” terang Meria.
Budaya akademik maupun nonakademik di Manajemen Komunikasi berperan dalam membentuk karakteristik lulusannya. Dibekali dengan kebiasaan untuk selalu menyertakan alasan yang rasional dalam merencanakan penugasan sehari-hari, mendorong lulusan Manajemen Komunikasi memiliki Critical Thinking.
Kemampuan berpikir kritis ini jugalah yang mendorong munculnya kreativitas karena dalam proses analisis dan penyelesaian masalah, lulusan Manajemen Komunikasi dilatih untuk berpikir out of the box dan memandang masalah dari sudut pandang yang berbeda.
Hal itulah yang membuat penyebutan “Creative” juga melekat pada lulusan Manajemen Komunikasi. Apalagi dengan pengalaman project-based learning yang jumlahnya lebih dari satu, menuntut lulusan program studi ini untuk tetap “Agile” dalam berbagai kondisi.
Yuliani Dewi Risanti Sunarya S.I.Kom., M.B.A selaku Dosen Perilaku Konsumen di Manajemen Komunikasi menyebutkan bahwa agility merupakan karakteristik lulusan Manajemen Komunikasi yang menjadi kunci untuk dapat fleksibel di berbagai industri dunia kerja.
“Lulusan ini bisa masuk ke industri manapun. Semuanya butuh orang komunikasi, butuh dipasarkan. Kuncinya adalah adaptif sehingga kalau dapat beradaptasi itu dengan sendirinya akan berusaha untuk menyesuaikan dan terus-terusan mau belajar. Harus bisa agile ya kalau sekarang, also grit is important,” ujarnya.
Kombinasi dari ketiga karakteristik tersebut menghasilkan kompetensi sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam pekerjaan di bidang pemasaran digital. Ini merupakan fondasi bagi lulusan Manajemen Komunikasi untuk dapat eksis di antara para pesaingnya.
Dengan kurikulum yang relevan dan lulusan yang telah sukses di berbagai industri, program ini menjadi pilihan ideal bagi calon mahasiswa yang ingin berkarier di bidang pemasaran.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz