Selama 7 dekade, Kashmir menjadi daerah yang sudah terbiasa dengan rentetan peluru dan bom. Wilayah yang terletak di perbatasan India dan Pakistan ini diperebutkan oleh kedua negara seolah tanpa akhir, sehingga nama Kashmir terkesan sebagai nama medan pertempuran.
Namun siapa sangka Kashmir menyimpan harta karun terpendam, yang bisa jadi menjadi salah satu alasan Pakistan dan India ngotot mengklaimnya sebagai wilayah mereka. Kashmir digambarkan sebagai sebuah lembah di selatan dari ujung paling barat wilayah Himalaya. Daerahnya sangat subur, dikelilingi gunung dan dialiri banyak aliran dari lembah-lembah.
Kini harta karun itu mulai terbuka, setelah turis berbondong-bondong ke daerah ini untuk menikmati keindahan alamnya. Hotel-hotel bintang 5 mulai menjadi pemandangan lumrah. Ongkos penerbangan ke Kashmir pun naik sebesar 40%. Kashmir kini berbenah menjadi sebagai salah satu tujuan pariwisata utama di Asia Selatan, bahkan dunia.
“Kami berharap bahwa beberapa tahun dari sekarang, Kashmir tidak akan lagi dikenal sebagai tempatnya tank dan tentara,” kata Malik (50) seperti yang dikutip Bloomberg, pemilik hotel yang dikelilingi oleh pemandangan puncak Himalaya sepanjang 2.700 meter. Ia berencana membangun lagi sebuah guest house untuk menampung jumlah turis yang membludak.
Wajar saja, jumlah turis ke Kashmir mencapai 2 juta orang dalam satu tahun terakhir. Jumlah itu dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Bangkitnya Kashmir lewat pariwisata ini menyimpan potensi ekonomi menjanjikan untuk wilayah yang penduduk usia 18 sampai 30-nya berstatus pengangguran. Pariwisata menambah banyak lapangan kerja sehingga menekan angka kriminalitas.
Selain keindahan alamnya, daya tarik Kashmir lain adalah percampuran kultur antara Sufi Islam, Hindu, serta beberapa kepercayaan lain yang menjadikan adat kehidupan di Kashmir unik. Danau Dal yang berada di tepi Pegunungan Himalaya juga menjanjikan pemandangan luar biasa. Hotel berbintang lima Vivanta, yang dimiliki oleh Tata Group, kamar-kamarnya telah penuh dipesan sejak Mei dengan ongkos mencapai US$300 satu hari. Vivanta sendiri berada di puncak bukit dikelilingi hutan, serta menghadap langsung ke Danau Dal.
Hotel mewah lain bernama Lalit, yang lokasinya di bekas kediaman seorang maharaja, juga telah penuh. Miliuner Anil Ambani, salah satu pimpinan Reliance serta Brijmohan Munjal, pemimpin Hero Motocorp, berada dalam daftar tamu hotel Lalit. Hotel bintang lima lain yang terletak di resort ski Gulmarg juga sedang dibangun, dengan 85 kamar hotel siap dibuka mulai Oktober.
Kini Kashmir menikmati hasil pariwisatanya sebagai penyelamat terbesar masalah pengangguran setelah sektor pertanian. Sumbangsihnya mencapai 20 persen perekonomian wilayah selatan Kashmir, Jammu dan Kashmir, yang bernilai US$9 miliar dengan pertumbuhan mencapai 6,6% tahun lalu. Kini Kashmir pun harus terus menambah hotel baru karena peningkatan jumlah turis diperkirakan mencapai 10% per tahunnya.