Kata.ai: Jumlah Percakapan 1,6 Miliar, Investasi Chatbot Dinilai Positif
Kata.ai, perusahaan yang berfokus pada pengembangan teknologi chatbot melihat geliat dari digitalisasi industri ini pada beragam bisnis, terutama pada penerapan chatbot. Tidak hanya terbatas pada perusahaan besar yang identik dengan pelanggan yang banyak, industri UKM pun kini mulai menggaet bantuan kecerdasan buatan untuk memenuhi kebutuhan pasar serta meningkatkan kualitas pemberian jasa, khususnya dalam berinteraksi dengan pelanggan khususnya lewat kanal digital seperti media sosial dan platform e-commerce.
Kecerdasan artifisial berbentuk chatbot merupakan pilihan andalan karena beberapa faktor. Salah satunya adalah kemampuan efisiensi biaya yang dinilai banyak pelaku usaha memberikan dampak langsung terhadap operasional bisnis.
Chatbot dapat memberikan kualitas interaksi natural bak manusia dengan harga yang tergolong murah. Manpower dalam perusahaan dapat dikerahkan untuk hal yang lebih strategis maupun penanganan masalah dengan konsumen yang melibatkan lebih banyak sisi emosional sehingga akan memudahkan bisnis dapat diimplementasikan secara lebih efektif.
“Kami melihat kini saatnya bisnis menentukan momentum mereka untuk dapat pulih dari pandemi dengan menempatkan teknologi sebagai key factor suatu bisnis untuk dapat maju beberapa langkah diantara kompetitornya. Dari data klien-klien kami di awal semester dua ini terlihat adanya peningkatan jumlah percakapan yang berhasil menyentuh angka 1,6 miliar di berbagai lintas industri. Ini merupakan sinyal positif terhadap investasi chatbot yang makin memberikan dampak positif terhadap pelaku bisnis,” kata CEO & Co-Founder dari Kata.ai, Irzan Raditya dalam siaran persnya, Selasa (20/9/2022).
Kata.ai sendiri mencatatkan pertumbuhan bisnis positif lewat produk chatbot Kata Platform serta teknologi integrasi chatbot dengan platform seperti WhatsApp, Telegram dan Instagram. Pada awal semester dua ini, Kata.ai mampu meraih pertumbuhan bisnis sebesar dua kali lipat secara year on year pada periode awal semester dua.
Dari 26 industri strategis yang ada di Indonesia, kini 20 industri sudah aktif menggunakan chatbot untuk solusi customer service serta kebutuhan meningkatkan layanan purnajual berbasis percakapan. Berdasarkan pertumbuhan pengguna aktif chatbot pun terdapat peningkatan pengguna aktif yang mencapai jumlah sebesar 54% pada semester pertama tahun ini.
Hal ini menandakan konsumen Indonesia makin terbiasa berinteraksi dengan chatbot untuk memenuhi beragam kebutuhan dalam keseharian. Secara statistik berdasarkan riset internal Kata.ai, 71% saat ini fokus besar pengguna chatbot adalah untuk kebutuhan customer service.
Namun, melihat perkembangan digitalisasi yang makin masif mulai terlihat tren solusi kecerdasan artifisial lainnya yang mampu membantu otomasi bisnis menjadi lebih cepat dan efisien. Kata.ai sendiri saat ini sedang mempersiapkan teknologi kecerdasan artifisial yang difokuskan untuk mempercepat proses rekrutmen perusahaan lewat otomasi channel.
“Dengan makin masifnya perkembangan kecerdasan artifisial di berbagai industri, kami pun melihat masih banyak cabang pengembangan AI untuk membantu bisnis menjadi lebih efisien, salah satunya pada proses rekrutmen dimana umumnya team HR harus menyisihkan waktu yang sangat banyak memilah kandidat yang cocok. Kini, dengan teknologi kecerdasan artifisial, proses rekrutmen kandidat dapat dilakukan lebih efisien sehingga proses rekrutmen menjadi lebih cepat dan tepat,” tutur Irzan.
Editor: Ranto Rajagukguk