Kids Zaman Now di Mata Line

marketeers article

Aplikasi messaging menjadi salah satu cara berkomunikasi yang saat ini tumbuh di pasaran. Dengan beragam positioning, para pemain berlomba menggarap target market mereka, tak terkecuali Line. Aplikasi messaging yang fokus menggarap pasar “Kids Zaman Now” ini punya temuan sendiri dalam memahami target market mereka. Seperti apa?

Menggarap pasar “Kids Zaman Now” menuntut Line untuk tetap relevan dengan audiens. Ditemui dalam gelaran Artpreneur Talk 2018, Business Development Director Line Indonesia Revie Sylviana mengatakan sebenarnya ada dua jenis karakteristik dalam pasar ini.

“Kids Zaman Now diisi oleh generasi millennials dan Z yang notabanenya berbeda karakter. Dari segi populasi pun berbeda. Saat ini, kaum millennials menguasai 34,48% populasi. Sementara, gen Z sekitar 28,86%. Jelas, karakter yang mereka miliki pun berbeda,” ujar Revie di Jakarta, Rabu (14/02/2018). 

Photo Credits: Techmoblog.com

Generasi Millennials Kids Zaman Now

Populasi generasi ini, sambung Revie, lahir antara tahun 1977 sampai 1995. Line memahami, generasi ini memiliki karakteristik confident, ingin stand out, selalu online, dan mudah beradaptsi.

“Mereka mudah terpengaruh dengan teman ketika mengambil keputusan, merupakan generasi dengan purchase online tertinggi dibandingkan generasi lain, dan menjadi generasi terbesar dari pengguna kami. They are our core market,” kata Revie.

Generasi Z Kids Zaman Now

Lain millennials, lain generasi Z. “Generasi yang lahir pada periode 1996-2010 cenderung lebih mengapresiasi perbedaan dibandingkan kaum millennials. Mereka adalah agen perubahan. Karakter mereka cenderung target oriented, suka untuk berbagi, dan terbilang mandiri. Pasalnya lebih dari 60% populasi ini berani mengambil keputusan mereka sendiri,” ungkap Revie.

Lebih jauh Revie mengatakan, Line menemukan sebesar 49,3% generasi Z memperoleh informasi melalui SN dan chat. “Dan, Line menjadi salah satu platform yang mereka pilih untuk berkomunikasi. Mereka juga cenderung untuk mencari informasi secara mandiri, tidak terpengaruh teman,” kata Revie. Line Today pun ditawarkan Line kepada generasi Z untuk memenuhi kebutuhan mereka akan informasi.

Tangkap Peluang Kids Zaman Now 

Photo Credits: Line

Guna menangkap peluang dari tiap karakter Kids Zaman Now, Revie mengatakan Line memutuskan untuk mengambil diferensiasi sebagai smart portal, bukan sekadar aplikasi chatting biasa.

“Line kini mencoba evolve. Dari sekadar aplikasi messaging, kami menjadi smart portal. Namun, bukan hanya menyediakan berita, kami mencoba meningkatkan engagement dengan Kids Zaman Now melalui berbagai konten yangdapat memenuhi kebutuhan mereka,” jelas Revie.

Baru-baru ini, Line mencoba meningkatkan engagement dengan cara memberikan konten streaming drama Korea Descendants of the Sun dan film Ada Apa dengan Cinta (AADC) 1, dan bloopers Film Dilan untuk menarik perhatian mereka.

“Hasilnya luar biasa. Konten yang disajikan dengan cara ini memiliki engagement yang tinggi karena sifatnya yang dekat dan mengundang rasa penasaran mereka,” ujar Revie.

Tidak hanya itu, Line pun memanfaatkan sticker mereka sebagai ladang bisnis. Dengan berbagai karakter yang dikemas menarik bahkan nyentrik, Line mencoba menciptakan karakter yang mampu menyampaikan ekspresi Kids Zaman Now. Contohnya, stiker Presiden Joko Widodo berhasil mencapai 26 juta kali download.

“Intinya, Line tidak hanya mengikuti tren, melainkan menciptakan tren. Melihat tren tidak bisa reaktif tetapi harus lihat apakah itu related secara long term atau tidak,” tutur Revie. 

Editor: Sigit Kurniawan

Related