Banyak Founder Startup Berlatar Developer, Bagaimana Monetisasinya?
Banyak perusahaan rintisan (startup) digital di Indonesia yang bermunculan. Pertumbuhannya pun cukup signifikan seiring dengan adopsi teknologi dan internet di masyarakat Indonesia. Faktanya, kebanyakan pemain startup ini berlatar belakang seorang pengembang. Lalu, bagaimana mereka memonetisasi startup-startup tersebut?
Bagi Enda Nasution, Founder & CEO Sebangsa, sebuah startup harus memiliki kombinasi kemampuan dari sang founder mengenai teknologi dalam mengembangkan produk dan sisi membangun bisnisnya. Pengetahuan mengenai teknologi dan sense of business harus dimiliki oleh pengusaha startup jenis ini.
Bukan hanya itu, startup pun harus fokus terhadap apa yang ingin dikejar. Apakah itu pendapatan, jumlah pengguna, atau yang lainnya. Lalu, seorang founder pun harus kritis terhadap dirinya sendiri.
“Pastikan arah minat Anda terlebih dahulu karena membangun bisnis ini memakan waktu yang tidak sebentar,” jelas Enda.
Hal lain yang penting diperhatikan dalam membangun startup ini adalah saat mencari investor. Kesamaan visi dan misi antara startup dengan investor adalah sebuah keharusan. Selain itu, performa keuangan harus diperhatikan.
“Soal pendanaan, kami sudah memiliki investor. Tapi, kami tidak mau menerima investor lagi sebelum cash flow kami positif. Alasannya, pasar ini bukan pasar yang kondusif. Kami melihat Setipe ini harus profit dulu atau minimal cash flow positif. Jadi, kami tak harus burning money. Setelah itu, baru kami lihat pasar-pasar yang lebih besar,” ujar CEO dan Founder Setipe.com Razi Thalib.
Begitu juga dengan Enda, ia melihat bukan sekadar gelontoran dana yang harus didapatkan dari seorang investor. Sebaliknya, dia juga mencari investor yang punya misi dan visi yang kurang lebih sama serta mampu melihat ada peluang yang sama di bidang ini. Dan cocok. Sebab, selain dana, startup ini juga butuh panduan dan jaringan.
“Akan sangat bagus jika mendapatkan investor yang mengerti soal teknologi dan mampu supporting dari sisi teknologi. Dalam hal ini, kami lebih memilih investor lokal karena yang lebih mengerti pasar Indonesia pasti orang lokal. Investor lokal sendiri pun sebenarnya memiliki banyak dana,” tutup Enda.
Editor: Sigit Kurniawan