Kebutuhan Kredit untuk UMKM di Indonesia Baru Terpenuhi 41%

marketeers article

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi UMKM terhadap perekonomian cukup besar mencapai 61.41 persen, sementara penyerapan tenaga kerja UMKM setidaknya mendominasi hampir 97 persen dari total tenaga kerja nasional. Jumlah UMKM telah mencapai 60 juta unit.

Hanya saja, banyak UMKM yang masih kesulitan untuk mengakses sumber pendanaan untuk pengembangan usaha. Di sisi lain, jumlah dana yang dibutuhkan untuk bisa memodali UMKM juga terbilang besar.

Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terdapat kebutuhan kredit bagi UMKM sebesar Rp 1.700 triliun per tahun di Indonesia. Saat ini, lembaga keuangan yang ada hanya dapat memenuhi Rp 700 triliun dari kebutuhan tersebut. Artinya, baru sekitar 41% yang berhasil disediakan oleh lembaga keuangan yang ada. Sehingga, ada kekurangan pendanaan bagi UMKM sebesar Rp 1.000 trilliun di Indonesia setiap tahun.  Situasi ini tak hanya merugikan industri usaha kecil, tetapi juga melemahkan ekonomi negara.

Studi Oliver Wyman dan Modalku menemukan bahwa kurangnya akses terhadap pinjaman bagi UMKM Indonesia yang ingin berkembang menyebabkan kerugian sebesar 14% dari total PDB nasional di tahun 2015. Karena itu, diperlukan sumber pendanaan alternatif bagi UMKM Indonesia, terutama karena kontribusi UMKM yang besar bagi negara, sebesar 60,34% dari PDB nasional dan memperkerjakan 97% dari tenaga kerja Indonesia.

Kemunculan financial technology yang memberikan peer to peer (P2P) lending memberikan alternatif baru dalam sumber pendanaan bagi UMKM. Memang, nilai yang dikucurkan belum sebesar institusi keuangan lainnya, namun nilainya terus tumbuh. Ditambah lagi, pendanaan dari fintech cenderung lebih ringkas dan cepat dalam persyaratan.

“Pendanaan gotong royong online atau FinTech P2P lending telah memberikan kontribusi yang baik bagi langkah awal upaya inklusi finansial di Indonesia dengan pendanaan lebih dari Rp 2,5 trilliun sepanjang tahun 2017. OJK berharap model pendanaan gotong royong online ini akan lebih banyak memberikan dukungan pendanaan di sektor hulu pertanian, nelayan, dan UMKM yang selama ini belum sepenuhnya dapat dilayani industri keuangan konvensional,” kata Hendrikus Passagi, Direktur Pengaturan Perizinan dan Pengawasan Fintech OJK.

Salah satu fintech P2P lending yang terus meningkatkan kucuran ke UMKM adalah Modalku. Terhitung dari sejak pertama beroperasi, tahun 2016, Grup Modalku berhasil mengucurkan pinjaman usaha hingga Rp 1 triliun. Kucuran ini meliputi pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) dari Indonesia, Singapura, dan Malaysia. Nilai kucuran di tahun 2017 terhitung tumbuh sembilan kali lipat dibanding tahun 2016.

    Related