Kedutaan Besar Inggris Dorong Transformasi Digital di Indonesia Timur
Kedutaan Besar Inggris meluncurkan program Digital Access Inggris dengan BerdayaBareng sebagai lanjutan program pelatihan literasi digital dan keuangan di Indonesia Timur. Pada tahap ketiga ini, ditargetkan tiga wilayah baru, yakni Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Nusa Tenggara Barat (NTB) akan tergarap.
“Perluasan program ke NTT, NTB, dan Sulawesi Tengah tahun ini diharapkan dapat mendorong partisipasi aktif dari perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas dalam ekonomi digital, membangun ekosistem yang berdaya saing,” ujar Pratiwi Hamdhana AM, Co-founder BerdayaBareng seperti dikutip dalam siaran persnya, Minggu (17/11/2024).
Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan digital bagi kelompok marginal, khususnya perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas (PwDs). Fokus utama program ini adalah menciptakan komunitas digital yang inklusif, memperluas jangkauan dari wilayah-wilayah sebelumnya seperti Makassar, Manado, dan Balikpapan.
BACA JUGA: Meroket 532,7%, Laba Bersih BCA Digital Tembus Rp 72,13 Miliar
Sebanyak 500 peserta berpartisipasi secara daring dengan dukungan 10 fasilitator lokal. Pelatihan ini mencakup pengembangan keterampilan digital dan literasi keuangan tingkat menengah, serta kreativitas dan komunikasi efektif.
Adapun, program ini menciptakan efek berantai di komunitas lokal, dengan melibatkan 100 peserta sebagai fasilitator baru. Matthew Downing, Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia, menekankan pentingnya literasi digital dalam memberdayakan masyarakat marginal.
BACA JUGA: Grab dan OVO Uji Coba Digitalisasi Program Makan Bergizi Gratis
“Program ini adalah bagian dari upaya kami menjembatani kesenjangan digital, terutama di wilayah Indonesia Timur yang memiliki potensi besar namun masih terbatas akses teknologinya,” kata Downing.
Downing juga menambahkan, program ini menjadi bagian dari perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Inggris-Indonesia, yang diharapkan mampu menciptakan masa depan yang lebih inklusif.
Lebih lanjut, pada tahap ini penerapan pendekatan pentahelix melibatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam pelatihan. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat transformasi digital yang berkelanjutan melalui sinergi antara pemerintah dan masyarakat.
Hal ini sejalan dengan visi pemerintah daerah yang mendukung pembangunan berbasis teknologi. Secara keseluruhan, program Digital Access Inggris ini menjadi langkah strategis untuk mendorong transformasi digital yang inklusif, dengan harapan menciptakan dampak berkelanjutan di Indonesia Timur.