Kehabisan Tenaga, Manufaktur Cina pada Juli Tumbuh Melambat

marketeers article
Ilustrasi Cina. (FOTO: 123rf)

Aktivitas manufaktur Cina kembali melambat pada bulan Juli, atau sudah mengalami kondisi serupa selama tiga bulan berturut-turut. Ini mengindikasikan pemulihan ekonomi negara terbesar kedua itu sudah kehilangan tenaga.

Dilansir dari Reuters, Kamis (15/8/2024), Biro Statistik Nasional (NBS) mencatat aktivitas manufaktur Cina pada Juli tumbuh 5,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, tapi melambat dibandingkan bulan Juni yang tumbuh 5,3%.  

BACA JUGA: Penjualan Mobil Listrik Secara Global Naik 21%, Didominasi Pasar Cina

Realisasi itu juga lebih lemah dari perkiraan analis yang memproyeksikan pertumbuhan manufaktur sebesar 5,2%. Sebaliknya, penjualan ritel tumbuh 2,7% pada bulan Juli, lebih tinggi dibandingkan kenaikan bulan Juni yang sebesar 2%, serta melampaui ekspektasi analis untuk peningkatan 2,6%.

Dari data tersebut, analis berharap otoritas terkait merilis kebijakan yang mendukung daya beli konsumen ketimbang menggelontorkan dana ke sektor infrastruktur. 

BACA JUGA: Atlet Cina Huang Yaqiong Dilamar usai Sabet Emas di Olimpiade 2024

“Momentum ekonomi tampaknya agak stabil bulan lalu, dengan peningkatan belanja konsumen dan aktivitas layanan yang sebagian besar mengimbangi perlambatan investasi dan produksi industri,” kata Julian Evans-Pritchard, kepala ekonomi Cina di Capital Economics.

“Dengan pemerintah yang meningkatkan policy support, kami rasa pemulihan yang moderat dapat terjadi dalam beberapa bulan mendatang.” 

Beijing bulan lalu mengisyaratkan akan memberikan pertimbangan yang lebih besar untuk strategi ekonomi yang baru dan memfokuskan stimulus ke konsumen ketimbang infrastruktur dan manufaktur. Tampaknya hal itu telah dipersiapkan lewat dana 150 miliar yuan dari penerbitan obligasi khusus untuk memberi subsidi program trade-in barang-barang konsumen.  

“Permintaan konsumen terus pulih, karena kebijakan-kebijakan untuk memperluas permintaan domestik dan mendorong konsumsi mendapatkan daya tarik,” kata Liu Aihua, juru bicara NBS. 

Fixed asset investment meningkat 3,6% dalam tujuh bulan pertama tahun 2024 secara year on year (yoy), tetapi juga meleset dari ekspektasi kenaikan 3,9% dan melambat dari pertumbuhan 3,9% pada periode Januari hingga Juni. Para analis menyambut baik dukungan yang menargetkan belanja konsumen, tetapi mengingatkan perlunya instrumen lain untuk mendorong ekonomi tetap seimbang. 

Pemerintah Cina masih menargetkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5% tahun ini. Namun, para analis mengkhawatirkan kelesuan ekonomi yang berkepanjangan, seperti yang terjadi di Jepang pada tahun 1990-an. 

Hal ini menunjukkan bahwa reformasi yang lebih berani mungkin diperlukan untuk mendorong kembali pertumbuhan. 

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS