Kejar Efisiensi, Bakti Akhiri Kontrak Hot Backup Satellite Lebih Awal
Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo telah mengakhiri kontrak proyek Hot Backup Satellite (HBS) dengan Konsorsium Nusantara Jaya (KNJ).
Hal ini diumumkan perusahaan melalui laporan tertulisnya kepada Marketeers. Pengakhiran kontrak lebih awal ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Satuan Tugas (Satgas) BAKTI Kominfo dengan mempertimbangkan efisiensi anggaran, mitigasi risiko, serta tidak adanya kerugian keuangan negara.
Sebelumnya, proyek HBS dirancang agar beroperasi sebelum atau paling lambat bersamaan dengan Proyek Kerjasama Pemerintah Badan Usaha Satelit Multifungsi Pemerintah (KPBU SATRIA). Hal ini dtujukan sebagai mitigasi atas risiko apabila terjadi gagal luncur sekaligus menyediakan kapasitas cadangan sebelum Proyek SATRIA 1 beroperasi secara optimal.
Perusahaan melaporkan, pada 18 Juni 2023 di Florida, SATRIA 1 telah diluncurkan dan saat ini sedang dalam perjalanan menuju orbit di 146 Bujur TImur.
Dengan keberhasilan peluncuran tersebut, anggaran HBS akan direalokasikan untuk memprioritaskan perluasan dan peningkatan akses serta konektivitas digital nasional. Hal tersebut kian penting BAKTI untuk memanfaatkan keterbatasan sumber daya finansial dalam menuntaskan berbagai target inklusi digital.
Sesuai tugasnya dalam memberikan arahan dan rekomendasi kepada BAKTI Kominfo, Satgas BAKTI telah mengkaji usulan dan menyetujui pengakhiran lebih awal Kontrak HBS setelah aspek urgensi, anggaran, kemajuan kontrak, dan risiko operasional SATRIA 1 yang telah meluncur dengan sukses dianalisa oleh Manajemen BAKTI.
BACA JUGA: Masuk Tahap Finalisasi, PSN dan Dubes RI Paris Tinjau Satelit SATRIA
Satuan Tugas BAKTI Kominfo telah menerima dan memberi rekomendasi terkait governance, risk, and compliance atas pengakhiran kontrak hot backup satellite yang disampaikan oleh Direktur Utama BAKTI Kominfo Fadhilah Mathar pada 19 Oktober 2023.
Satgas juga memastikan bahwa manajemen BAKTI telah melakukan mitigasi risiko atas kebutuhan layanan internet di lokasi-lokasi layanan publik serta mengkordinasikan pengakhiran ini dengan KNJ. Satgas menekankan pentingnya BAKTI untuk mempedomani aspek tidak adanya kerugian negara yang timbul akibat pengakhiran kontrak HBS tersebut.
“Satu hal yang juga harus jadi pertimbangan adalah bahwa kami harus fokus kepada SATRIA 1 yang akan banyak menyita energi dan tidak boleh gagal dalam pelaksanaannya,” papar Ketua Satgas BAKTI Kominfo Sarwoto Atmosutarno dalam laporan tertulis.
Sarwoto melanjutkan, Satelit SATRIA-1 segera beroperasi awal tahun 2024 sehingga pihaknya akan sangat sibuk sekali dengan bagaimana memanfaatkannya secara optimal, baik untuk kapasitas space segment ataupun ground segment.
BACA JUGA: SMF SATRIA, Cara Kemkominfo Tingkatkan Konektivitas Layanan Publik
Di dalam operasionalnya, Satgas BAKTI Kominfo adalah satuan tugas yang dibentuk melalui Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Nomor 472 Tahun 2023. Tugasnya adalah untuk melakukan percepatan penyelesaian dan optimalisasi program penyediaan infrastruktur telekomunikasi dan informasi pada Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo.
Satgas juga bertugas memastikan pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan informasi oleh BAKTI seperti penyediaan akses internet di wilayah 3T, pembangunan BTS, penyediaan jaringan serat optik Palapa Ring, penyediaan HBS, dan pengoperasian SATRIA-1.
Sesuai namanya, HBS berfungsi sebagai satelit cadangan jika satelit internet cepat SATRIA-1 mengalami anomali ketika meluncur. SATRIA-1 sudah berhasil diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, 19 Juni 2023.
Dan, total nilai Proyek HBS adalah Rp 5,2 triliun. Pembayaran yang telah dilakukan oleh pemerintah adalah senilai Rp 3,5 triliun ditambah cost of money dan akan dikembalikan oleh KNJ. Saat ini SATRIA-1 sedang dalam perjalanan menuju orbitnya dan diperkirakan dapat dikaryakan pada awal tahun 2024.