Kejar Hilirisasi Industri, Kemenperin Fokus Tiga Sektor

marketeers article
Ilustrasi pabrik pipa baja. Sumber gambar: 123rf

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bakal menggarap tiga sektor utama dalam mengejar target hilirisasi industri. Adapun tiga sektor yang menjadi sasaran, yakni industri berbasis agro, tambang dan mineral, serta minyak dan gas.

Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian mengatakan langkah ini merupakan arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berencana menghentikan ekspor bahan baku. Tujuannya untuk memberikan nilai tambah terhadap perekonomian nasional.

BACA JUGA: Dukung Hilirisasi, Kemenperin Pacu Nilai Tambah Kelapa Sawit

Agus bilang saat ini pemerintah telah menghentikan ekspor bahan baku mentah, seperti mineral dan batu bara. Kemudian, juga telah menghentikan ekspor nikel, dan selanjutnya menyetop ekspor bauksit.

“Guna mencapai sasaran tersebut, pemerintah bertekad menciptakan iklim usaha yang kondusif agar bisnis bisa berjalan baik. Selain itu, perlunya sinergi dan koordinasi antara pemerintah dengan dunia usaha. Kami akan selalu mendengar aspirasi dari para pelaku usaha,” kata Agus melalui keterangannya, Senin (26/12/2022).

BACA JUGA: Lewat PIDI 4.0, Kemenperin Latih 1.400 SDM Industri

Terkait pengembangan industri berbasis tambang dan mineral, Kemenperin tengah berupaya memacu nilai tambah pada lima komoditas ini, yaitu bijih tembaga, bijih besi dan pasir besi, bijih nikel, bauksit, serta logam tanah jarang. Perkembangan dari hilirisasi di sektor ini telah menghasilkan sebanyak 27 smelter yang telah beroperasi meliputi pyrometallurgy dan hydrometallurgy nikel, kemudian 32 sedang dalam tahap konstruksi, dan enam masih tahap feasibility study.

Ke depannya, Agus berharap smelter nikel tidak hanya melakukan ekspor dalam bentuk NPI maupun bahan baku baterai, tetapi dalam bentuk produk lebih hilir seperti produk hilir berbahan baku stainless steel dan baterai listrik. 

“Kemampuan hilirisasi sektor ini juga akan menghasilkan produk-produk di hilir atau produk jadi seperti peralatan kesehatan, dapur, kedirgantaraan dan kendaraan listrik. Peningkatan nilai tambah dari bijih nikel bisa mencapai 340-400 kali lipat,” ujarnya.

Agus menambahkan dampak positif dari hilirisasi sektor tambang dan mineral ini telah menunjukkan peningkatan signifikan pada capaian nilai ekspor nasional. Hingga Oktober 2022, nilai ekspor dari industri ini menembus US$ 36,4 miliar, atau naik 40% dibanding tahun lalu (year-on-year/yoy).

“Kami menargetkan, pertumbuhan di sektor ini pada tahun 2022 mencapai dua digit, di angka 10% hingga 11%,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS